Pulau Sicanang, salah satu daerah pesisir di Kota Medan, terletak di Kelurahan Belawan Sicanang, Kecamatan Medan Belawan, Sumatera Utara.
Pulau ini menyimpan banyak sejarah, termasuk masa ketika beberapa dekade lalu digunakan sebagai tempat perawatan penyintas kusta. Bukti sejarah ini dapat dilihat dari bangunan tua yang dulu berfungsi sebagai rumah sakit dan bangsal para penyintas.
Selain sejarahnya, Pulau Sicanang juga memiliki kekayaan alam yang melimpah, termasuk hutan mangrove yang menjadi daya tarik ekowisata seluas 155 hektar.
Namun, potensi ini kerap terhambat oleh bencana banjir rob dan kurangnya layanan publik yang memadai, yang semakin memperumit kehidupan warga setempat.
Mayoritas penduduk Pulau Sicanang berasal dari beragam etnis, dengan sebagian besar bekerja sebagai nelayan, buruh bangunan, pemburu kepiting bakau, atau petani tambak.
Fokus mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sering kali membuat pendidikan, khususnya pendidikan agama, kurang mendapat perhatian.
Di tengah keadaan tersebut, muncul sosok Ustadz Saiful Bahri (43) yang membawa perubahan positif bagi anak-anak desa. Rumah sederhana yang ia tempati di pinggiran kolam tambaknya, menjadi tempat anak-anak setempat belajar mengaji.
Ustadz Saiful, yang dikenal dengan keteguhan hati dan dedikasinya, telah mengabdikan dirinya untuk mendidik generasi Qur’ani di Pulau Sicanang sejak tahun 2000.
Selama lebih dari dua dekade, ratusan anak-anak telah menjadi santrinya, bahkan kini banyak di antara mereka adalah anak atau cucu dari para santri yang dulu ia bimbing.
“Awal-awal dulu mengajar tentu penuh tantangan, tapi saya pikir ini untuk kebaikan mereka,” ujar Ustadz Saiful sambil mengenang masa-masa awal perjuangannya.
“Anak-anak yang dulu belajar mengaji kini sudah punya anak, dan anak-anak mereka sekarang juga mengaji di sini,” tambahnya dengan senyum haru saat berbicara kepada tim BMH di pondok Quran yang ia bangun di tengah kolam tambaknya, Kamis (04/09/2024).
Komitmen Ustadz Saiful dalam membina warga desa tidak diragukan lagi. Selain mengajar ngaji, ia kini menjabat sebagai Ketua Badan Kemakmuran Masjid (BKM) setempat, memperkuat perannya sebagai sosok yang sangat berarti bagi masyarakat sekitar.
Meskipun kondisi ekonominya sebagai petani kolam ikan tidak selalu mendukung, Ustadz Saiful tetap teguh mengajar anak-anak secara rutin setiap hari di dua lokasi berbeda. Tak hanya itu, ia juga berusaha menyadarkan orang tua tentang pentingnya pendidikan agama melalui kegiatan-kegiatan warga yang ia hadiri.
Kegigihan Ustadz Saiful dalam membangun rumah Quran tanpa mengharapkan imbalan materi yang memadai adalah bukti nyata dari kepeduliannya terhadap pendidikan agama. Di tengah kesibukan mengajar dan menjalankan perannya sebagai suami serta kepala keluarga, ia tetap setia pada misinya untuk memberikan pendidikan agama yang layak bagi anak-anak Pulau Sicanang.
“Ustadz Saiful adalah inspirasi bagi masyarakat. BMH secara rutin mendukung sosok-sosok seperti beliau dengan menyediakan tunjangan dan berbagai kebutuhan lainnya untuk puluhan guru Qur’an di beberapa wilayah Sumatera Utara,” ujar Osman Ali, Kepala Divisi Prodaya BMH Sumut.
Melalui zakat, infak, dan sedekah, BMH terus mendukung langkah dakwah para guru Qur’an dengan menyediakan mushaf, Iqra’, meja Qur’an, hingga tunjangan dan dukungan material lainnya.
Dedikasi Ustadz Saiful dan guru-guru Qur’an lainnya menjadi cahaya penerang bagi umat, membimbing generasi muda untuk tumbuh dengan nilai-nilai Qur’ani yang kuat.*/Herim