Zakat adalah ibadah yang tercantum dalam urutan keempat hukum islam setelah syahadat, shalat dan puasa. Mengapa zakat membersihkan harta? Benarkah pernyataan ini? Selain itu, apa dalil yang melandasinya? Simak ulasannya berikut ini.
Rukun islam yang bagaikan pilar bangunannya umat muslim yang agung, tentunya sebagai umat muslim yang taat wajib untuk menunaikan ibadah tersebut sebagai bukti ketauhidan Kita.
Seperti yang dijelaskan pada surat At-Taubah ayat 18 dimana Allah berfirman
اِنَّمَا يَعْمُرُ مَسٰجِدَ اللّٰهِ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَاَقَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّكٰوةَ وَلَمْ يَخْشَ اِلَّا اللّٰهَ ۗفَعَسٰٓى اُولٰۤىِٕكَ اَنْ يَّكُوْنُوْا مِنَ الْمُهْتَدِيْنَ
Artinya adalah: “Seseorang yang (pantas) memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, mendirikan shalat, menunaikan zakat, serta tidak takut (kepada siapapun) selain Allah. Mereka itulah yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Selain karena termasuk rukun islam, zakat juga memiliki salah satu kemulian yang sudah sangat familiar di telinga Kita yakni zakat membersihkan harta.
Sebuah keutamaan yang sangat mulia, dimana keutamaan tersebut mendorong dari kebanyakan Kita untuk menunaikan ibadah tersebut.
Tetapi pernahkah Anda memikirkan alasan di balik zakat yang bisa membersihkan harta? Dalil apa yang memperkuat keutamaan ini? Jika iya, mari Kita jawab pertanyaan tersebut pada ulasan artikel ini.
Apa itu Zakat?
Pengertian kata zakat secara bahasa adalah suci, bersih dan tumbuh. Sedangkan secara syara’ yang dirumuskan oleh Abd. Salam, Zakat adalah kadar tertentu dari harta kekayaan yang wajib disetorkan ke Baitul Mal untuk didistribusikan kepada para mustahiq (yang berhak menerima) nya.
Maka tak jarang penyebutan zakat digabung dengan kata tambahan mal yang merupakan salah satu kosa kata arab. Mal disini memiliki arti harta atau kekayaan. Dengan demikian arti dari zakat mal adalah zakat kekayaan.
Kekayaan disini tidak merujuk pada semuanya, tetapi dengan kriteria tertentu seperti harta dagangan, emas atau perak dan yang sehukum dengannya. Maka zakat mal ini wajib dilakukan dengan alasan kepemilikan harta yang memenuhi ketentuan syariat.
Dalam penyebutan tersebut, biasanya digunakan juga untuk membedakannya dengan zakat fitrah. Walau sama wajibnya dan berupa harta, tetapi zakat fitrah dilakukan karena berbuka atau fithr dari kewajiban selama ramadhan.
Sejalan dengan makna kata dan keutamaan yang disebutkan sebelumnya, maka zakat adalah bentuk penyucian atau pembersihan.
Zakat membersihkan harta kembali Allah jelaskan pada firmanNya di Surat At-Taubah ayat 103,
خُذْ مِنْ اَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيْهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْۗ اِنَّ
صَلٰوتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْۗ وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ
Artinya adalah: “Ambillah zakat dari harta mereka (guna) mensucikan dan membersihkan mereka, dan doakanlah mereka karena sesungguhnya doamu adalah ketentraman bagi mereka. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Dari ayat tersebut, bisa kita simpulkan bahwa dengan mengeluarkan zakat berarti tindakan untuk membersihkan harta.
Zakat Membersihkan Harta Dari Apa?
Setelah kesimpulan dari pengertian zakat adalah sebuah bentuk penyucian atau pembersihan harta. Lalu makna dari membersihkan ini apa? apakah karena harta yang dimiliki adalah harta haram maka perlu dibersihkan?
Mari kita mulai dengan menyimak surat Adz Dzariyat ayat 19 di bawah ini, bahwa Allah Azza wa Jalla berfirman
وَفِيْٓ اَمْوَالِهِمْ حَقٌّ لِّلسَّاۤىِٕلِ وَالْمَحْرُوْمِ
Artinya adalah: Pada harta benda mereka ada hak bagi orang miskin yang meminta dan yang tidak meminta.
Pada ayat tersebut Allah Azza wa Jalla menjelaskan bahwa pada sebuah harta yang dimiliki seseorang terdapat hak orang lain didalamnya.
Maka alasan mengapa seseorang yang dikenai kewajiban membayar zakat atau seorang muzakki ini tidak lain karena dia harus membersihkan hartanya dari hak orang lain dengan cara menunaikan zakat.
Sehingga makna dari membersihkan harta disini bukanlah karena harta yang dimiliki haram, tetapi bermakna bahwa di setiap harta seseorang terdapat hak orang lain di dalamnya maka wajib untuk menunaikan zakat agar bersih dari hak orang lain.
Zakat Membersihkan Harta, Ada Hak Orang Lain di Dalamnya?
Lalu jika memang zakat itu dilakukan untuk membersihkan harta dari hak orang lain, emangnya kenapa harus dibersihkan?
Jawabannya adalah jika seseorang menimbun harta hanya untuk dirinya sendiri, maka dia akan mendapatkan azab yang pedih. Hal ini sudah dijelaskan pada surat At-Taubah ayat 34 dan 35, dimana Allah Azza Wa Jalla berfirman
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنَّ كَثِيْرًا مِّنَ الْاَحْبَارِ وَالرُّهْبَانِ لَيَأْكُلُوْنَ اَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ وَيَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗوَالَّذِيْنَ يَكْنِزُوْنَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلَا يُنْفِقُوْنَهَا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۙفَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ اَلِيْمٍۙ,
يَّوْمَ يُحْمٰى عَلَيْهَا فِيْ نَارِ جَهَنَّمَ فَتُكْوٰى بِهَا جِبَاهُهُمْ وَجُنُوْبُهُمْ وَظُهُوْرُهُمْۗ هٰذَا مَا كَنَزْتُمْ لِاَنْفُسِكُمْ فَذُوْقُوْا مَا كُنْتُمْ تَكْنِزُوْنَ
Artinya adalah: “Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya banyak dari para rabi dan rahib benar-benar memakan harta manusia dengan batil serta memalingkan (manusia) dari jalan Allah. Orang-orang yang menyimpan emas dan perak, tetapi tidak menginfakkannya di jalan Allah, berikanlah kabar ‘gembira kepada mereka (bahwa mereka akan mendapat) azab yang pedih”
Pada hari ketika (emas dan perak) itu dipanaskan dalam neraka Jahannam lalu disetrikakan (pada) dahi, lambung, dan punggung mereka (seraya dikatakan) “Inilah apa (harta) yang dahulu kamu simpan untuk dirimu sendiri (tidak diinfakkan). Maka rasakanlah (akibat dari) apa yang selama ini kamu simpan.”
Dari kedua ayat tersebut tentu menjadi petunjuk yang tegas untuk kita, mengapa kita harus membersihkan harta kita dari hak orang lain. Dan tentunya tidak mendapatkan azab yang pedih adalah harapan setiap umat muslim.
Tak berhenti dengan firman Allah tersebut, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam juga bersabda
“Jika kamu telah menunaikan zakat hartamu, maka engkau telah menghilangkan potensi keburukannya bagimu.” (HR. al-Hakim)
Sekalipun seseorang tetap enggan menunaikan mengeluarkan harta mereka untuk zakat yang terdapat hak orang lain di dalamnya, maka Rasulullah memperingatkan
“Tidaklah sedekah – atau Rasulullah bersabda- zakat (yang belum ditunaikan) itu bercampur dengan harta yang lain, kecuali ia akan merusaknya.” (Hr. al-Bazzar)
Peringatan Rasulullah ini kembali menegaskan bahwa pentingnya menunaikan zakat untuk membersihkan harta. Karena tak hanya azab pedih yang akan diterima, namun harta yang masih tercampur hak orang lain itu juga akan mendatangkan kerusakan bagi pemiliknya.
Dengan demikian, maka wajib bagi seseorang untuk menunaikan zakat. Ketika harta yang dimiliki telah bersih dari adanya hak orang lain tentunya akan menjadikan harta tersebut semakin berkah pula. Dan keberkahan itulah yang pastinya diharapkan semua orang.
Terlebih dengan keberadaan perkembangan teknologi, kini anda bisa menunaikan zakat secara online. Disini BMH telah menyediakan fasilitas tersebut yakni donasi zakat online yang bisa Anda akses kapan saja dan dimana saja.
Selain itu dengan menunaikan zakat berarti Kita juga membantu, menolong, dan membina seseorang yang berhak mendapatkan zakat ke arah kehidupan yang lebih baik dan sejahtera, sehingga mereka bisa memenuhi kebutuhan hidupnya dengan layak.
Oleh karena itu penuhilah zakat Anda supaya terwujud keseimbangan dalam kepemilikan distribusi harta, serta lahirnya masyarakat yang makmur dan saling mencintai atas prinsip ukhuwah islamiyyah.