https://www.istockphoto.com/id/foto/pencarian-penyelamat-dengan-bantuan-anjing-penyelamat-gm1277345497-376580114?phrase=tim%20sar%20bencana

Begini Urutan Siklus Manajemen Bencana Yang Benar

Salah satu peristiwa yang semua manusia ingin hindari adalah peristiwa bencana. Bencana merupakan suatu peristiwa yang menyebabkan kerugian besar pada kehidupan manusia. Kerugian yang dimaksud antara lain adalah kerugian dari segi materi, non-materi, ekonomi, hingga lingkungan tempat tinggal. Maka dari itu, dibentuklah urutan siklus manajemen bencana untuk mencegah terjadinya dampak kerugian yang besar pada suatu peristiwa bencana.

Tidak bisa dipungkiri lagi, tingkat kerawanan bencana di negara Indonesia memang terbilang tinggi. Mulai dari banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, erupsi, gunung meletus, hingga pandemi Covid-19 yang sejak awal tahun 2020 telah melumpuhkan jalan perekonomian dan kehidupan sosial masyarakat. Apabila masalah bencana ini tidak ditangani dengan manajemen yang baik, maka penyelesaian dan penanggulangannya pun akan semakin sulit.

Apa Itu Siklus Manajemen Bencana?

Manajemen bencana merupakan serangkaian kegiatan yang terdiri dari beberapa aspek, antara lain aspek perencanaan, penanggulangan, hingga aspek tindakan pasca bencana. Rangkaian kegiatan tersebut meliputi usaha pencegahan, tanggap darurat bencana, dan pemulihan korban bencana serta wilayah yang terkena bencana.

Dibentuknya manajemen bencana bertujuan untuk mencegah dan mengurangi risiko kerugian yang akan terjadi dan juga mempercepat proses pemulihan pasca bencana. Dengan kata lain, manajemen bencana tidak hanya dilaksanakan setelah bencana terjadi, tetapi juga berfungsi sebagai aspek pencegahan.

Definisi Manajemen Bencana Menurut Para Ahli

https://www.istockphoto.com/id/foto/pencarian-penyelamat-dengan-bantuan-anjing-penyelamat-gm1277345497-376580114?phrase=tim%20sar%20bencana
Ilustrasi orang-orang dibalik manajemen bencana. Sumber : Istockphoto.com

Universitas British Columbia menjelaskan bahwa manajemen bencana merupakan suatu proses pembentukan tujuan dan nilai yang sama untuk mendorong pihak-pihak terkait untuk menyusun sebuah rencana dan menghadapi suatu bencana baik yang belum terjadi atau sudah terjadi.

Sedangkan menurut Universitas Wisconsin, mereka mendefinisikan manajemen bencana sebagai serangkaian kegiatan yang dibentuk atau didesain untuk mengendalikan peristiwa bencana serta membantu orang-orang yang rentan terhadap bencana dengan tujuan untuk menghindari dan mengatasi dampak dari bencana tersebut.

Manfaat Tahapan Manajemen Bencana Untuk Sebuah Negara

Indonesia menjadi salah satu negara di dunia yang memiliki banyak pulau. Hal tersebut menjadi salah satu ciri khas yang membanggakan bagi penduduknya. Namun disisi lain, wilayah kepulauan seperti Indonesia memiliki tingkat kerawanan bencana yang cukup tinggi. Contohnya adalah bencana-bencana alam yang sulit untuk diprediksi kapan akan terjadi.

Begini Urutan Siklus Manajemen Bencana Yang Benar
Badan SAR adalah instansi negara manajemen bencana. Sumber: Shutterstock.com

Berikut adalah beberapa manfaat yang bisa didapatkan apabila suatu negara yang rawan bencana seperti Indonesia memiliki manajemen bencana.

1.  Meminimalkan jumlah korban

Suatu peristiwa, baik atau buruk menurut manusia tentunya terjadi atas kehendak Yang Maha Kuasa. Namun, manusia tetap dianjurkan untuk berikhtiar semampunya. Termasuk dalam mencegah jatuhnya banyak korban pada suatu bencana.

Salah satu ikhtiar yang bisa dilakukan adalah dengan melaksanakan manajemen bencana dengan baik dan benar. Sehingga apabila terjadi bencana di suatu wilayah, jumlah korban jiwa atau kerusakan pada bangunana dapat diminimalisir.

2.      Memperbaiki kondisi ekonomi dan sosial pasca bencana

Manfaat lain dari manajemen bencana adalah mengembalikan dan memperbaiki kondisi ekonomi-sosial masyarakat di wilayah yang terkena bencana. Salah satu caranya adalah dengan memperbaiki fungsi fasilitas umum secepat mungkin. Dengan begitu, kehidupan ekonomi-sosial masyarakat di tempat tersebut dapat kembali seperti normal lagi.

Mekanisme Pada Manajemen Bencana

Terdapat 2 mekanisme pada manajemen bencana yaitu mekanisme internal atau informal dan mekanisme eksternal atau formal.

1.      Mekanisme internal atau informal

Mekanisme internal adalah unsur-unsur dari masyarakat di lokasi peristiwa bencana yang secara umum melaksanakan fungsi utama dalam manajemen bencana. Istilah yang sering disebut adalah mekanisme manajemen bencana alamiah yang terdiri dari keluarga, organisasi sosial informal (kelompok arisan, pengajian, pelayanan kematian, dan sejenisnya) serta masyarakat setempat.

2.      Mekanisme eksternal atau formal

Yang dimaksud mekanisme eksternal adalah organisasi yang dengan sengaja dibentuk dan dimaksudkan untuk melakukan manajemen bencana. Contoh organisasi manajemen bencana antara lain seperti BAKORNAS PB, SATKORLAK PB, SATLAK PB, BNPB dan BPBD.

Bagaimana Urutan Siklus Manajemen Bencana?

Begini Urutan Siklus Manajemen Bencana Yang Benar
Rekonstruksi manajemen bencana. Sumber : Shutterstock.com

Untuk menjalankan manajemen bencana, Anda perlu mengetahui urutan siklus manajemen bencana yang benar. Berikut adalah penjelasan mengenai siklus manajemen bencana yang diambil dari buku yang berjudul Manajemen Bencana: Suatu Pengantar Pendekatan Proaktif karya M. Chazienul Ulum (2014).

1. Tahap Pencegahan

Tahapan manajemen bencana yang pertama adalah pencegahan, yang dilakukan sebagai usaha menghindari dan mencegah terjadi bencana. Contoh pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan membuat peraturan yang tegas terkait pembakaran hutan baik dilakukan oleh individu atau secara besar-besaran serta melarang masyarakat untuk membuang sampah tidak pada tempatnya.

2. Tahap Mitigasi

Mitigasi bencana merupakan rangkaian usaha yang dilakukan untuk meminimalisir risiko dari suatu bencana. Usaha yang bisa dilakukan adalah dengan cara melakukan pembangunan fisik dan memberikan penyuluhan serta peningkatan kemampuan masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana.

3. Tahap Kesiapsiagaan

Tahap kesiapsiagaan dilakukan ketika diperkirakan sebuah bencana akan terjadi. Pada tahap atau siklus ini, biasanya alam menunjukkan sebuah signal yang menandakan bahwa bencana akan terjadi. Maka langkah tepat yang dilakukan adalah menginformasikan seluruh elemen terutama masyarakat di wilayah tersebut untuk bersiap siaga menghadapi bencana tersebut.

4. Tahap Tanggap Darurat

Tahapan tanggap darurat adalah rangkaian kegiatan yang dilaksanakan sesegera mungkin setelah diketahui bencana telah terjadi. Kegiatan yang dilakukan pada siklus ini antara lain menyelamatkan dan mengevakuasi korban bencana, memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, hingga posko pengungsian.

5. Tahap Pemulihan

Pada siklus ini, dilakukan kegiatan untuk memulihkan dan mengembalikan kondisi masyarakat dan wilayah yang terkena bencana dengan cara memfungsikan kembali kelembagaan serta sarana-prasarana dengan melakukan upaya rehabilitasi.

6. Tahap Rehabilitasi

Yaitu melakukan perbaikan pada semua aspek pelayanan publik hingga mencapai kondisi yang memadai pada wilayah setelah peristiwa bencana dengan tujuan untuk mengembalikan kehidupan masyarakat pasca bencana.

7. Tahap Rekonstruksi

Tahap rekonstruksi adalah perumusan kebijakan dan langkah-langkah nyata yang telah direncanakan dengan baik dan konsisten demi membangun kembali sarana dan fasilitas umum dan sistem kelembagaan, baik ditingkat pemerintah maupun masyarakat.

Setelah membaca penjelasan lengkap tentang manajemen bencana, Anda tentunya telah memahami bahwa sebuah bencana akan sulit untuk diatasi jika tidak ada manajemen penanggulangan bencana yang baik.

Maka dari itu dibutuhkan banyak lembaga kemanusiaan yang mampu menjalankan manajemen bencana sesuai dengan urutan siklus yang telah dijelaskan diatas. Salah satu lembaga kemanusiaan yang telah berkiprah dan memiliki pengalaman dalam manajemen bencana adalah BMH.

Lembaga Kemanusiaan BMH dengan program sosial kemanusiaan nya memiliki tujuan untuk membantu meringankan beban masyarakat di Indonesia maupun luar negeri khususnya yang terkena bencana dengan cara menyalurkan bantuan donasi.

Apabila Anda ingin ikut andil dalam meringankan beban para korban bencana, Anda dapat menyalurkan bantuan dengan cara berdonasi melalui BMH. Semoga dengan bantuan yang Anda salurkan, dapat meringankan beban para korban bencana di tanah air maupun luar negeri. 

Berita Terkait

Lembaga Amil Zakat Nasional Baitul Maal Hidayatullah (BMH) Merupakan lembaga amil zakat yang bergerak dalam penghimpunan dana Zakat, infaq, sedekah, Wakaf dan Hibah berikut dana sosial kemanusiaan dan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan, dan melakukan distribusi melalui program pendidikan, dakwah, sosial kemanusiaan dan ekonomi secara nasional.