Sedekah adalah membelanjakan atau menginfakkan harta di jalan Allah. Urutan penerima sedekah sudah jelas diterangkan dalam Islam. Pada artikel ini, akan dijelaskan seputar kekeliruan memahami urutan penerima sedekah, serta bagaimana urutannya yang benar.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sedekah memiliki pengertian pemberian sesuatu kepada fakit miskin atau yang berhak menerimanya, di luar dari kewajiban zakat maal dan zakat fitrah sesuai dengan kemampuan pemberi, tanpa mengharapkan imbalan apapun selain keridoan Allah semata.
Dalam Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 245, Allah SWT berfirman: “Barang siapa yang mau memberikan pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan rezeki dan kepada Allah-lah kamu dikembalikan”
Ayat ini menggambarkan bahwa sedekah mempunyai makna yang sangat dalam. Dengan memberikan sedekah kepada 7 golongan yang berhak menerima sedekah, yang diamalkan hanya untuk mendapatkan balasan dari Allah, maka akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda dan dijanjikan surga.
Golongan Yang Berhak dan Tidak Berhak Mendapat Sedekah
Sebagai sebuah amalan kebaikan dan bukti kebenaran iman seseorang terhadap perintah Allah SWT, sedekah yang hukumnya sunnah muakkadah atau sunnah yang dianjurkan juga memiliki banyak keutamaan dalam pelaksanaannya.
Diantaranya adalah :
- Musaddiq yang ikhlas akan mendapatkan perlindungan dan naungan Arsy pada hari kiamat.
- Sebagai obat untuk berbagai macam penyakit, baik penyakit jasmani maupun jiwa.
- Allah SWT akan melipatgandakan pahala orang yang bersedekah.
- Sedekah adalah indikator kebenaran iman seorang muslim.
- Sebagai penghapus kesalahan.
- Sedekah adalah pembersih harta dan mensucikannya dari kotoran.
- Sedekah adalah tanda ketakwaan.
- Sedekah sebagai perisai dari neraka.
- Sebagai pelindung di padang mahsyar.
- Musaddiq termasuk salah satu dari tujuh golongan yang dinaungi di akhirat nanti.
1. Golongan Golongan yang Berhak Mendapatkan Sedekah
- Fakir
- Miskin
- Amil
- Mualaf
- Budak yang dimerdekakan
- Gharimin
- Fi sabilillah
- Ibnu sabil
2. Golongan Golongan yang Tidak Berhak Menerima Sedekah
- Bani hasyim, yakni Nabi SAW dan kerabatnya
- Orang kaya
- Orang yang memiliki fisik yang kuat dan berpenghasilan cukup
- Orang yang tercukupi nafkahnya oleh yang menanggungnya
- Budak
- Orang kafir
Urutan Sedekah yang Benar dalam Islam
Sedekah memang merupakan sebuah amalan yang mulia. Namun sedekah bukanlah amalan yang serampangan, ada ketentuan dan prosedurnya, termasuk dalam hal ini adalah urutan yang perlu dipenuhi. Berikut urutan penerima sedekah yang benar yang wajib Anda ketahui.
1. Sedekah Pada Keluarga (Urutan Sedekah yang Benar Pertama)
Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Muslim yang artinya: “apabila salah satu di antara kalian bersedekah, hendaklah dimulai dari dirinya. Dan apabila dalam keadaaan itu ada kelebihan, barulah diberikannya pada kaum kerabatnya. Lalu apabila masih ada kelebihan lagi, maka buat kaum kerabatnya”.
Dalam riwayat lain dikatakan “buat yang ada hubungan kekeluargaan dengannya, barulah untuk ini dan itu” Dari hadits di atas, bisa disimpulkan bahwa orang yang paling utama untuk menerima sedekah adalah dirinya sendiri dan setelahnya keluarganya.
Hal ini selaras dengan ungkapan dari Imam Nawawi dalam kitab Al-Majmu’ bahwa para ulama bersepakat, orang yang paling utama menerima sedekah adalah kerabat keluarganya.
Pada hadits yang di dalamnya bercerita tentang Rasulullah yang memberikah petuah kepada kaum wanita untuk bersedekah tepat pada idul Adha, “ Wahai para wanita sekalian, bersedekahlah, sebab aku melihat mayoritas dari kalian adalah penghuni neraka”.
Setelah berkhotbah Nabi SAW memutuskan pulang ke kediamannya. Pada saat itu, istri dari Abdullah Bin Masud mendatangi Nabi dan mengutarakan maksudnya:
“Ya Rasulullah, tadi Anda menyuruh untuk bersedekah hari ini. Ini saya punya perhiasan. Saya ingin mensedekahkan barang milik saya ini. Namun suamiku (Ibnu Masud) mengira bahwa ia dan anaknya yang lebih berhak menerimanya dari pada orang lain”. Nabi SAW pun menegaskan, “ memang benar apa yang dikatakan suamimu (Ibnu Masud) itu. Suami dan anak lebih berhak diberikan sedekah dari pada orang lain”
2. Bersedekah pada Tetangga (Urutan Penerima Sedekah Kedua)
Urutan penerima sedekah yang benar selanjutnya adalah tetangga terdekat yang memang layak untuk menerimanya. Yakni tetangga terdekat yang kurang mampu, janda dan lain sebagainya. Landasan dalilnya adalah surah An-Nissa’ ayat 36 yang menyuruh untuk berbuat baik pada tetangga baik yang dekat maupun yang jauh.
Selain sebagai bentuk empati, hal tersebut juga bisa memperbaiki hubungan antar tetangga. Dalam sebuah hadits, Nabi SAW bersabda kepada Abu Dzar, “Wahai Abu Dzar, jika kamu memasak sop, maka perbanyaklah kuahnya, kemudian bagilah sebagiannya kepada tetanggamu” [HR. Muslim]
Alasan pentingnya bersedekah atau berbagi kepada tetangga sebagai bentuk dari empati kita kepada mereka. Tetangga bukan bagian dari keluarga, namun yang paling sering bersosialisasi dengan kita. Oleh karenanya, membantu tetangga sangat dianjurkan setelah kepada keluarga dan kerabat.
3. Bersedekah Pada Orang Lain (Urutan Penerima Sedekah Ketiga)
Urutan sedekah yang benar terakhir adalah bersedekah pada orang lain, apabila benar-benar sudah mampu, baik menyalurkannya sendiri maupun menggunakan lembaga penghimpun dan penyaluran sedekah dan zakat online yang sudah terpercaya, salah satunya adalah Baitul Maal Hidayatullah.
Apabila Anda memiliki kelebihan rezeki, tentu saja setelah memenuhi kebutuhan sendiri, keluarga kerabat dan tetangga, maka Anda bisa memberikannya pada orang-orang yang membutuhkan di luar sana, baik perorangan, maupun atas nama lembaga seperti panti asuhan, pesantren anak yatim piatu dan seterusnya.
Bersedekah ini memiliki keutamaan yang luar biasa, bahkan disandingkan dengan dua amalan jariyah lainnya. Nabi SAW bersabda, “Apabila seorang anak adam mati, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang memberi manfaat untuk orang lain dan anak yang sholeh yang berdoa untuk kedua orang tuanya“. [HR Muslim]
Dari hadits di atas dijelaskan bahwa ada amalan yang tidak akan habis pahalanya dan terus mengalir, yakni sedekah jariyah atau wakaf. Pahala abadi yang akan terus diterima walaupun sudah meniggal dengan berwakaf.
Nah selain mengetahui sedekah yang paling utama di atas, ada pula jenis sedekah dari aspek waktu pengeluarannya. Sedekah tersebut adalah sedekah subuh. Sedekah pada waktu subuh ini memang mempunyai banyak keutamaan dan keistimewaan.
Hal ini karena, saat bersedekah untuk mendapatkan ridho Allah, sebagian orang masih terlelap. Pada waktu itulah, malaikat langsung menyampaikan hajat kita kepada Allah SWT.
Keutamaan yang didapatkan dari sedekah subuh antara lain adalah dua malaikat datang mendoakan, dikabulkannya permintaan berkat rajin sedekah subuh, menghapuskan dosa, sedekah subuh membuat harta menjadi berkah dan didekatkan pada pintu surga dan dijauhkan dari api neraka.
Adapun urutan sedekah subuh atau penerima sedekah subuh yang utama adalah, pertama kepada keluarga inti yakni istri dan anak, kemudian kepada kerabat, tetangga dekat, masjid dan terakhir kepada pesantren, panti asuhan atau lembaga sosial lainnya.
Nah, dengan berbagai keutamaan di atas, apa lagi alasan bagi Anda untuk tidak bersedekah di jalan Allah?
Dengan kemajuan teknologi yang ada sekarang, bisa menyalurkan sedekah dengan berbagai cara, bukan hanya secara langsung pada penerima sedekah, namun juga bisa disalurkan secara online pada lembaga penghimpunan dan penyaluran sedekah, dan BMH hadir untuk memudahkan hal itu untuk Anda.