Selama lebaran, Muslim di berbagai negara memakai busana khas masing-masing, dengan desain berbeda-beda, sesuai budaya serta posisi negaranya di peta dunia
Saat matahari terbenam pada akhir bulan Ramadhan, umat Islam di seluruh dunia akan memandang ke angkasa untuk melihat cahaya putih pucat seperti bulan sabit—penutup bulan suci Ramadhan yang terpampang di langit malam.
Dimulai dan diakhiri dengan bulan baru, Ramadhan yang jatuh di bulan kesembilan, adalah waktu ibadah, dimana umat Islam tidak makan, minum dan bercampur istri di siang hari.
Saat Ramadhan berakhir dan datang 1 Syawal, semua bergembira menyambut Idul Fitri dengan doa, pesta, parade, hadiah, bahkan berbagi amal dan sedekah.
Tidak hanya itu, perayaan Syawal semakin meriah ketika umat Islam mengenakan baju hari raya penuh warna-warni. Desain busana mereka pun berbeda-beda, sesuai budaya masyarakat setempat dan posisi negaranya di peta dunia.
Berikut adalah cara pakaian Muslim di belahan dunia menyambut Hari Raya Idul Fitri;
Malaysia
Lebaran di Malaysia identik menggunakan pakaian tradisional yaitu Baju Melayu (bagi para pria) dan Baju Kurung (untuk wanita).
Palestina
Wanita di Palestina mengenakan pakaian tradisional yang disebut Thube yang terbuat dari sulaman merah halus dan dihiasi cermin kecil.
Kosovo
Anak-anak Muslim di Kosovo mengenakan rompi hitam bersulam benang emas dan dasi kupu-kupu ketika mereka keluar untuk salat Idul Fitri.
Ghana
Para pria di Ghana akan mengenakan jubah panjang berwarna-warni pada pagi hari 1 Syawal.
Kenya
Pria Muslim di Kenya akan mengenakan ‘songkok’ tradisional dan jubah warna-warni yang serasi pada pagi hari 1 Syawal.
Tiongkok dan Filipina
Wanita Muslim di Tiongkok dan Filipina merayakan Idul Fitri dengan mengenakan hijab dan jubah panjang.
Pakistan
Wanita Muslim di Pakistan mengenakan pakaian tradisional Shalwar Kameez yang dihiasi dengan sulaman halus.
Terlepas dari desain baju raya yang dikenakan umat Islam di seluruh dunia, setiap baju memiliki keunikan dan keistimewaannya masing-masing.