Sedekah menyembuhkan penyakit, Sumber: liputan6.com

Sedekah Menyembuhkan Penyakit, Benarkah?

Telah menjadi rahasia umum bahwa sedekah memiliki beragam keutamaan. Tidak hanya ketika di akhirat kelak, keutamaan sedekah bahkan dapat dirasakan saat masih hidup di dunia. Tetapi benarkah pengakuan banyak orang yang menyatakan bahwa sedekah menyembuhkan penyakit?

Penyakit menjadi satu bentuk ujian bagi manusia di dunia. Saat penyakit datang, manusia dituntut untuk berikhtiar jika ingin mendapatkan kesembuhan. Jika belum kunjung sembuh, sebaiknya manusia tidak putus asa. Terkadang Allah memberi kesembuhan dari sesuatu yang tidak terduga.

Maka dalam ikhtiar kesembuhan, sebaiknya manusia tak hanya menempuh jalur medis. Sebagai muslim, pengobatan bisa ditambah dengan melakukan amalan tertentu. Namun, bagaimana dengan sedekah? Apakah amalan ini juga menjadi sebab datangnya kesembuhan dari penyakit yang diderita?

Allah yang Menyembuhkan

Ilustrasi orang yang sedang sakit, Sumber: islamonline.net
Ilustrasi orang yang sedang sakit, Sumber: islamonline.net

Dalam usaha mendapat kesembuhan, seorang muslim perlu memahami bahwa Allah-lah Dzat yang memberi kesembuhan. Seluruh ikhtiar yang dilakukan hanyalah wasilah. Baik itu dengan cara medis maupun melakukan amalan dari Agama Islam.

Jika ada orang yang mendapatkan kesembuhan lantaran melakukan amalan sedekah, itu karena Allah. Sebuah kesalahan jika ada seorang muslim yang meyakini datangnya kesembuhan karena amalan sedekahnya. 

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Surat Asy-Syu’ara ayat 80 yang artinya,

Apabila aku sakit, Dialah (Allah) yang menyembuhkan aku”.

Dikhawatirkan, pemahaman kesembuhan berasal dari sedekah akan membuat orang salah kaprah. Nantinya, saat datang penyakit, dirinya enggan menempuh jalur medis. Lalu segala penyakit diobatinya dengan cara bersedekah.

Sedekah memang memiliki banyak keutamaan. Selain dapat menjadi tabungan akhirat, amalan ini bisa dijadikan wasilah sebagai amalan ikhtiar kesembuhan. Tapi perlu dipahami, sedekah untuk kesembuhan harus didasari niat karena Allah, bukan karena kesaktian amalannya.

Hikah Kisah Nabi Ayyub 

Kisah Nabi Yaqub di dalam Al Quran, Sumber: orami.co.id
Kisah Nabi Yaqub di dalam Al Quran, Sumber: orami.co.id

Kesembuhan dari sebuah penyakit merupakan sebuah misteri. Ada orang yang cepat sembuh hanya dengan melakukan pengobatan ringan. Tetapi ada juga yang tak kunjung sembuh meskipun telah menempuh berbagai macam pengobatan.

Banyak yang telah mengalami kejadian tersebut. Tetapi salah satu bukti nyata adalah apa yang dialami oleh Nabi Ayyub ‘Alaihissalam. Kisah beliau dijelaskan dalam kitab suci Al-Quran. 

Dalam Surat Al-Anbiya ayat 83 beliau mengadu kepada Allah yang artinya,

Dan (ingatlah) kisah Ayyub. Ketika dia berdoa kepada Tuhannya, “Ya Tuhanku, sungguh aku telah ditimpa penyakit padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang”.

Sakit yang dialami beliau bahkan lebih dari 15 tahun. Saat istri Nabi Ayyub ‘Alaihissalam mencarikan berbagai macam obat, ternyata penawar datang dari hal yang tak terduga. Allah memberikan obat pada penyakit beliau hanya dari air yang keluar dari tempatnya berada.

Begitulah kesembuhan, Allah Maha Kuasa terhadap segala sesuatu. Maka jika seorang muslim sulit mendapat kesembuhan, sebaiknya dirinya tetap melakukan ikhtiar. 

Sedekah Menyembuhkan Penyakit

Melakukan sedekah ketika sedang sakit, Sumber: gramedia.com
Melakukan sedekah ketika sedang sakit, Sumber: gramedia.com

Ikhtiar kesembuhan bagi seorang muslim selain dari medis sudah tepat jika diiringi dengan mengamalkan sedekah. Selain adanya orang yang telah membuktikan sendiri, nyatanya Rasulullah juga memerintahkan bersedekah ketika seseorang ditimpa suatu penyakit.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda yang artinya,

Obatilah orang-orang sakit diantaramu dengan sedekah”. (HR Al-Baihaqi)

Saat yang menganjurkan adalah Rasulullah, tentu mengamalkan sedekah untuk kesembuhan benar adanya. Pasalnya sebagai suri tauladan, tentunya beliau memiliki alasan saat memberikan perintah kepada umatnya.

Adanya perintah Rasulullah menegaskan bahwa sedekah bisa menjadi wasilah terhadap kesembuhan penyakit. Bahkan bisa jadi tidak hanya penyakit biasa yang sembuh. Potensi yang dimiliki bisa jadi sedekah menyembuhkan penyakit kronis. 

Dengan demikian seorang muslim tidak perlu ragu lagi jika ingin menjadikan sedekah sebagai amalan untuk ikhtiar kesembuhan. Namun, akan lebih baik jika dalam bersedekah tidak dilakukan secara sembarangan.

Cara Agar Sedekah Manjur

Bersedekah dengan niat yang lurus, Sumber: terasjakarta.id
Bersedekah dengan niat yang lurus, Sumber: terasjakarta.id

Memang, sedekah bisa dilakukan dengan cara apapun. Bukan hanya dalam waktu lapang, sedekah di waktu sempit pun tak dibatasi oleh cara khusus. Hanya saja, agar sedekah lebih manjur khususnya untuk wasilah kesembuhan, ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian seorang muslim, diantaranya:

1. Perbaiki Niat

Dalam melakukan amalan apapun, niat utama dan pertama bukanlah untuk apapun dan siapapun kecuali pada Allah. Maka, saat melakukan amalan sedekah pun selayaknya dilandasi niat karena Allah Subhanahu wa Ta’ala. 

Amalan yang dilakukan berdasarkan niat karena Allah, lebih berdampak pada jiwa. Saat seorang muslim ikhlas beramal karena Allah, jiwa pun menjadi tenang. Apapun yang terjadi setelah amalan itu, sejatinya Allah yang berkuasa. Serta, perlu dipahami, bahwa ketenangan jiwa berpengaruh pada pemulihan tubuh.

2. Yakin dan Tawakal

Selain niat, saat menjadikan sedekah sebagai wasilah, harus yakin wasilahnya benar. Tentu saja,  saat sering melakukan sedekah, sebaiknya hati pasrah pada Allah tentang hasilnya. Dengan sikap tawakal seperti ini hati tidak akan menuntut apapun pada Allah.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda yang artinya,

Berdoalah dalam keadaan Anda yakin Allah akan kabulkan doa Anda. Ingat, Allah tidak akan mengabulkan doa dari hati yang lalai”. (HR At-Tirmidzi)

3. Jangan Tergesa-gesa

Hal lain yang perlu menjadi perhatian seorang muslim adalah jangan sampai tergesa-gesa saat meminta kesembuhan dengan wasilah sedekah. Allah tidak menyukai segala sesuatu yang sifatnya terburu-buru. 

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda yang artinya,

Doa kalian akan dikabulkan selama kalian tidak tergesa-gesa. Seperti orang mengatakan, “Aku berdoa terus kok Tuhan tidak mengabulkan?”. (HR Muttafaqun ‘Alaih)

Itulah beberapa cara sedekah yang bisa dijadikan referensi. Namun jika sudah memiliki cara lain, tidak ada salahnya memasukkan beberapa hal di atas sebagai cara tambahan. 

Sedekah Lebih Mudah Bersama Baitul Maal Hidayatullah 

Baitul Maal Hidayatullah
Baitul Maal Hidayatullah

Apapun yang akan Allah berikan dari mengamalkan sedekah tentu lebih baik daripada yang manusia harapkan. Maka besar kecil yang disedekahkan, harus dimulai dari niat bersedekah yang hanya untuk Allah semata.

Tetapi niat saja tidak cukup. Lebih baik segera melakukannya meskipun sesuai dengan kesanggupan. Apalagi saat ini sedekah sudah semakin mudah. Layanan sedekah online dapat dimanfaatkan dari manapun hanya dengan bekal smartphone.

Layanan tersebut salah satunya disediakan oleh Lembaga Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Untuk memudahkan kaum muslim merealisasikan niat baiknya, BMH memandang perlu menyiapkan layanan yang terkoneksi dengan kemajuan teknologi.

Selain penghimpunan sedekah, BMH juga melakukan berbagai kerja sosial yang lain. Salah satu dari banyaknya program sosial yang dijalankan, pelaksanaan ibadah kurban adalah salah satunya.

Oleh karenanya, bagi kaum muslim yang kesulitan menunaikan ibadah kurban atau ingin hewan kurbannya lebih bermanfaat, Kami bersedia menyalurkannya ke daerah yang cenderung masih jarang melaksanakan ibadah kurban agar muslim yang berada di sana turut merasakan keberkahan dan keceriaan Idul Adha. 

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memudahkan setiap niat baik hambaNya. Dan semoga memberikan keberkahan dari setiap kebaikan yang dilakukan.

Berita Terkait

Lembaga Amil Zakat Nasional Baitul Maal Hidayatullah (BMH) Merupakan lembaga amil zakat yang bergerak dalam penghimpunan dana Zakat, infaq, sedekah, Wakaf dan Hibah berikut dana sosial kemanusiaan dan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan, dan melakukan distribusi melalui program pendidikan, dakwah, sosial kemanusiaan dan ekonomi secara nasional.