Di sebuah sudut Kampung Buton yang sederhana, tawa riang anak-anak bergema, menyatu dengan semangat belajar yang berkobar. Bukan di balik dinding sekolah yang kaku, melainkan di Rumah Baca Anak (RBA), sebuah oase kecil yang penuh cinta, di mana BMH Kaltim menaburkan benih-benih harapan dan mimpi.
Di sini, 15 anak dan para relawan berpadu menciptakan harmoni, mengubah proses belajar menjadi petualangan seru yang menggabungkan ilmu dan permainan.
“Kami ingin anak-anak merasa senang saat belajar, bukan terpaksa,” ujar Achmad Rifai, Kadiv Program dan Pendayagunaan BMH, sambil mengamati anak-anak yang asyik membuat kerajinan tangan, belum lama ini.
“RBA bukan hanya tentang buku, tapi juga tentang menggali potensi dan kreativitas mereka.”
Di RBA, anak-anak dari keluarga kurang mampu mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan dasar, mengikuti bimbingan belajar, dan bahkan belajar membaca Al-Quran. Semua dikemas dalam suasana yang ceria dan interaktif, jauh dari kesan kaku dan membosankan.
Eliyati Sugeng, salah satu relawan BMH, berbagi pengalamannya. “Menjadi relawan di RBA adalah sebuah kehormatan,” ungkapnya dengan mata berbinar. “Melihat senyum dan semangat anak-anak adalah hadiah terbesar bagi saya.”
Tentu saja, tantangan tak pernah absen. Menyesuaikan aktivitas dengan kebutuhan dan minat setiap anak bukanlah hal mudah. Namun, di situlah letak keindahannya. Setiap anak adalah unik, dan RBA berusaha untuk merangkul setiap keunikan itu.
“Jazakumullah untuk relawan dan para donatur yang mendukung program ini,” tambah Rifai. “Berkat mereka, RBA bisa menjadi tempat di mana mimpi-mimpi anak-anak bersemi, di tengah tawa dan kreativitas yang tak pernah padam.”
RBA Kampung Buton adalah bukti nyata bahwa pendidikan tak harus selalu formal dan kaku. Dengan pendekatan yang menyenangkan dan penuh kasih sayang, RBA telah berhasil menumbuhkan semangat belajar dan kreativitas anak-anak, memberikan mereka harapan akan masa depan yang lebih cerah.*/Herim
