Desember Puncak Musim Hujan 2022, Waspada Berbagai Bencana!

Desember Puncak Musim Hujan 2022, Waspada Berbagai Bencana!

Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki dua musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Saat ini di Indonesia sedang memasuki musim penghujan yang mana Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan prakiraan musim hujan 2022 terjadi di bulan September, dan puncak musim hujan 2022 terjadi di bulan Desember.

Bulan Agustus merupakan bulan yang menjadi akhir musim kemarau 2022, kemudian setelah itu masuk ke musim penghujan. Seperti yang telah disampaikan, awal musim hujan 2022 di Indonesia diprediksi terjadi dari bulan September. Jadi tidak heran jika sekitar bulan tersebut terjadi peralihan musim, dari musim kemarau ke musim hujan yang disebut dengan istilah pancaroba.

Definisi dari musim hujan sendiri adalah musim dengan karakteristik curah hujan yang meningkat dibandingkan biasanya dalam jangka waktu tertentu secara tetap. Disamping itu, musim penghujan juga ditandai dengan pembentukan awan tebal sehingga suhu menjadi sangat panas.

Tanda ini sering sekali kita rasakan, saat siang hari merasa bahwa cuaca sangat panas dan kemudian pada sore hari barulah turun hujan. Dengan adanya prakiraan musim yang disampaikan oleh BMKG dapat memberikan dampak positif dari berbagai sektor, seperti pertanian hingga perencanaan berbagai kegiatan.

Prakiraan cuaca dari BMKG juga dapat mempermudah kita dalam menentukan waktu liburan. Karena sangat tidak menyenangkan apabila liburan pada saat musim hujan datang. Selain itu, dengan prakiraan musim juga bisa membuat kita lebih waspada terhadap kemungkinan bencana alam yang bisa saja terjadi, seperti banjir dan tanah longsor.

Ciri-Ciri Musim Hujan (Puncak Musim Hujan)

Desember Puncak Musim Hujan 2022, Waspada Berbagai Bencana!
Ciri-ciri musim hujan. Sumber : Istockphoto.com

Sebelum masuk ke musim penghujan, terdapat beberapa ciri yang menjadi pertanda bahwa Indonesia akan memasuki musim hujan. Berikut ini adalah ciri-ciri datangnya musim hujan, antara lain: 

  • Meningkatnya curah hujan dalam kurun waktu tertentu dengan pola yang sama
  • Angin yang bertiup lebih kencang dari biasanya
  • Pembentukan awan tebal yang sering membuat suhu menjadi lebih panas
  • Terjadi perubahan musim yang dapat dilihat dari tingkat kesuburan tanaman
  • Terjadi guntur sebagai tanda pertemuan udara panas dan dingin

Berbagai Bencana di Musim Penghujan (Potensi Puncak Musim Hujan 2022)

Memasuki puncak musim hujan 2022, tentu kita harus selalu waspada terhadap kemungkinan bencana alam yang mungkin saja terjadi. Bencana alam yang terjadi di musim penghujan bisa saja diprediksi dengan selalu memantau prediksi cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Namun meskipun begitu, kita harus tetap waspada dengan berbagai bencana yang mungkin terjadi. Di bawah ini adalah dua bencana yang sering terjadi di Indonesia saat musim hujan, yakni sebagai berikut: 

1. Bencana Banjir

Banjir merupakan salah satu bencana yang sering terjadi di Indonesia saat musim penghujan. Banjir adalah keadaan dimana suatu daerah tergenang oleh air dalam volume yang besar. Faktor penyebab banjir sangatlah beragam, mulai dari faktor alam hingga faktor manusia.

Sebut saja seperti curah hujan tinggi yang datang terus menerus, permukaan tanah yang lebih rendah, kurangnya area resapan air di suatu daerah, aliran sungai yang tidak lancar karena tersumbat sampah, hingga bocornya tanggul sungai juga dapat menyebabkan datangnya banjir.

Desember Puncak Musim Hujan 2022, Waspada Berbagai Bencana!
Potensi banjir di puncak musim hujan. Sumber : Istockphoto.com

Jakarta merupakan salah satu daerah rawan bencana di Indonesia, apalagi untuk bencana banjir. Banyaknya pemukiman serta sedikitnya area resapan air, membuat daerah ini sering menjadi “langganan” banjir saat musim penghujan tiba.

Meskipun begitu, kita yang berada di daerah “bukan langganan banjir” harus tetap waspada terhadap bencana banjir di musim penghujan yang bisa saja terjadi.

2. Tanah Longsor

Bencana alam yang sering terjadi saat musim hujan selanjutnya adalah tanah longsor. Tanah longsor merupakan bencana yang terjadi karena perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, tanah, atau material campuran tersebut yang bergerak ke bawah atau keluar lereng.

Atau sederhananya, dimana struktur tanah serta batuan bergerak menuruni lereng, baik dalam jumlah besar maupun hanya sebagian. Biasanya tanah longsor banyak terjadi di wilayah-wilayah dataran tinggi atau berdekatan dengan gedung dan bukit.

Pemukiman masyarakat yang terletak di lereng bukit atau dataran tinggi ini rentan terhadap resiko terjadinya tanah longsor. Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya tanah longsor adalah karena curah hujan yang tinggi dan dengan frekuensi yang terus-menerus.

Maka dari itu, saat musim penghujan tiba, kita harus selalu waspada dengan setiap faktor pemicu dan gejala tanah longsor.

Dampak Bencana Alam yang Terjadi di Puncak Musim Hujan 2022

Adanya bencana alam membuat mereka yang terdampak mengalami kerugian baik secara material maupun non material. Apa saja dampak dari terjadinya bencana alam tersebut? Berikut penjelasannya.

1. Masalah Kesehatan

Desember Puncak Musim Hujan 2022, Waspada Berbagai Bencana!
Akibat bencana alam yang timbulkan banyak dampak, salah satunya masalah kesehatan. Sumber : Istockphoto.com

Saat bencana alam terjadi, masalah kesehatan merupakan salah satu dampak yang paling dirasakan. Apalagi saat terjadinya banjir, ketika air dalam jumlah yang banyak menggenang, masalah kesehatan tidak dapat terhindarkan dan rentan terkena penyakit karena kondisi lingkungan yang memburuk.

Beragam gangguan kesehatan lebih mudah menyebar dan menyerang siapa saja. Khususnya untuk masyarakat lanjut usia dan anak-anak. Kontak tubuh dengan air kotor akan meningkatkan risiko penyakit kulit, diare, hingga demam berdarah.

2. Kerugian Ekonomi

Bencana alam seringkali menyebabkan kerusakan pada rumah dan barang-barang berharga yang ada di dalamnya. Kerusakan yang terjadi karena bencana alam menimbulkan kerugian dari sisi ekonomi bagi mereka yang terdampak.

3. Terhambatnya Aktivitas Warga

Terhambatnya aktivitas warga menjadi dampak yang mungkin paling terasa saat bencana alam melanda. Saat terjadi banjir maupun tanah longsor, biasanya akses jalanan akan terputus yang membuat masyarakat sulit untuk melakukan aktivitas, baik sekolah, maupun bekerja. 

Sehingga dengan terhambatnya aktivitas tersebut, berpengaruh juga pada kondisi ekonomi masyarakat yang terdampak bencana.

4. Adanya Korban Jiwa

Dampak dari adanya bencana alam yang paling parah adalah munculnya korban jiwa. Tidak jarang bencana alam terjadi pada malam hari saat masyarakat sedang istirahat. Dimana saat bencana terjadi mereka tidak dapat mengantisipasinya dan akhirnya terjebak oleh bencana tersebut. Hal itulah yang menyebabkan munculnya korban jiwa.

Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa saat puncak musim hujan 2022 terdapat kemungkinan bencana yang bisa saja terjadi tanpa mengenal waktu, siang bahkan malam hari. Oleh sebab itu, kita harus tetap selalu waspada terhadap terjadinya bencana alam agar tidak muncul banyaknya korban jiwa.

Mereka yang terdampak bencana alam tentu membutuhkan bantuan dan donasi dari kita untuk bisa terus menyambung kehidupan. Maka dari itu, penting bagi kita untuk menumbuhkan jiwa sosial untuk membantu mereka yang terdampak bencana alam dengan memberikan donasi melalui program sosial kemanusian Baitul Maal Hidayatullah (BMH). 

Program sosial kemanusiaan dari BMH ini memberikan alternatif solusi pada persoalan sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang terjadi di dalam maupun luar negeri, baik diakibatkan karena ketidakmampuan ataupun bencana alam. Baitul Maal Hidayatullah (BMH) mampu memberikan akses layanan donasi Anda dengan mudah kapanpun dan dimanapun.

Berita Terkait

Lembaga Amil Zakat Nasional Baitul Maal Hidayatullah (BMH) Merupakan lembaga amil zakat yang bergerak dalam penghimpunan dana Zakat, infaq, sedekah, Wakaf dan Hibah berikut dana sosial kemanusiaan dan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan, dan melakukan distribusi melalui program pendidikan, dakwah, sosial kemanusiaan dan ekonomi secara nasional.