sisters-6053044-960-720-e3ac40f4dd2870adb241b5bcc5b3c955-bba59312042a23914d5b1efb53a696b9_600x400

Pengaruh Sahabat 

Memiliki sahabat berkualitas itu penting, namun, kemauan melangkah kepada perubahan juga tidak kalah  penting

Oleh: Khairul Hibri

Kalau kalian merasa kualitas diri biasa-biasa saja, coba cek dengan siapa kalian berteman. 

Bagaimana kualitas sahabat-sahabat yang kita, siapa guru-guru kita, jangan-jangan, kita karena salah pilih sahabat yang boleh jadi membuat hidup kurang berkualitas. 

Adalah BUYA Hamka sosok ulama yang kita kenal dan tidak perlu diragukan lagi. Beliau lahir dari lingkungan keluarga pendidik.

Beliau langsung dibina oleh sang ayahanda; KH Abdul Karim Amrullah.  Ketika hijrah ke Jawa, Yogyakarta, beliau langsung berguru kepada kakaknya, KH. Fachruddin dan tokoh besar Muhammadiyah, KH. Bagoes Koesoemo. 

Tak cukup itu, beliau juga berguru pada H.O.S. Cokroaminoto. Kepada pimpinan Sarekat Islam inilah kemudian Buya Hamka terinspirasi untuk menjadi public speakers handal, dan akhirnya pun berhasil. 

Beliau juga sempat berkunjung ke Bandung. Bertemu dengan A. Hasan, pimpinan Persis, dan Muhammad Natsir. 

Kepada kedua tokoh Nasional inilah, Hamka belajar tentang jurnalistik. Tekun beliau dalam mendalami dunia olah kata ini, hingga akhirnya beliau benar-benar mahir dan menelurkan karya-karya spektakuler. 

Pertemuan beliau dengan Soekarno lewat perantara tokoh Muhammadiyah, Bengkulu, Abdul Karim Oei, juga memberi kesan tersendiri untuk membentuk kepribadian beliau menjadi seorang pembaharu, yang akan mengangkat harkat dan martabat masyarakat awam. 

Demikianlah di antara jejak persahabatan Buya Hamka dengan tokoh-tokoh hebat, yang secara langsung/tidak, memberikan pengaruh besar terhadap kepribadian beliau, sebagaimana dalam buku “Hamka: Sebuah Novel Biografi” yang ditulis Haidar Syafa. 

Selektiflah….

Bila teman-teman yang kita miliki itu baik, maka akan membawa pengaruh baik untuk kepribadian kita. Sebaliknya. Apabila buruk, cela juga yang akan menimpa diri. 

Laksana kata Nabi Muhammad ﷺ dalam salah satu hadits bahwa, berteman dengan orang baik itu laksana bergaul dengan tukang penjual parfum. Harum yang akan didapat. 

Sebaliknya, jika berkawan dengan mereka yang berperangai buruk, bagai berdekat-dekat dengan pandai besi. Tidak enak aromanya. 

Bahkan, terkadang membahayakan diri karena percikan api yang keluar dari besi yang diolahnya. 

Untuk itu, perhatikanlah dengan siapa kita bersahabat. Termasuk dalam mencari teman di dunia maya. 

Jangan hanya karena ingin dicap sebagai sosok yang gaul kita memaksakan diri  untuk memiliki banyak sahabat. Justru jika sembarang menerima persahabatan, akhirnya bisa berbahaya. 

Betapa banyak kasus yang merugikan terjadi, karena lengah dalam memperhatikan perihal pertemanan ini. 

Meski demikian teori persahabatan, tetap juga diri masing-masing menjadi penentu sebuah perubahan itu. Artinya, meski sehebat apapun kawan yang dimiliki, manakala diri tidak mempunyai daya untuk berubah, maka tetaplah diri tidak akan mengalami perubahan apapun dalam kehidupan. 

“Allah tidak akan merubah nasib (seseorang) suatu kaum apabila ia tidak ingin atau mau merubah nasibnya sendiri,” demikian kutipan Al-Quran Surat Ar-Ra’d: 11).

Jadi, memiliki sahabat yang berkualitas kepribadiannya itu penting. Namun, kemauan untuk melangkah kepada perubahan itu juga sangat penting. 

Jadi, mari tengok karakter sahabat yang kita miliki saat ini. “Seseorang itu akan mencocoki kebiasaan teman karibnya. Oleh karenanya, perhatikanlah siapa yang akan menjadi teman karib kalian.” (HR. Ahmad).* 

Berita Terkait

Lembaga Amil Zakat Nasional Baitul Maal Hidayatullah (BMH) Merupakan lembaga amil zakat yang bergerak dalam penghimpunan dana Zakat, infaq, sedekah, Wakaf dan Hibah berikut dana sosial kemanusiaan dan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan, dan melakukan distribusi melalui program pendidikan, dakwah, sosial kemanusiaan dan ekonomi secara nasional.