Dalam upaya memaksimalkan potensi zakat, infak, dan sedekah di Indonesia, Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kementerian Agama RI, Prof. Dr. Waryono AG, bertemu dengan Perkumpulan Organisasi Pengelola Zakat (POROZ) di Gedung Kemenag RI, Jl. MH. Tamrin, Jakpus (29/8).
Sebagai wakil dari Laznas BMH, Kepala Humas, Imam Nawawi, turut hadir dalam pertemuan tersebut, bersama dengan perwakilan dari enam Lembaga Amil Zakat (Laz) lainnya yang berada di bawah naungan POROZ.
Dalam diskusi yang berlangsung interaktif, Prof. Dr. Waryono AG menggarisbawahi beberapa prioritas yang perlu dikerjakan oleh Laz, di antaranya:
- Pemetaan potensi muzakki untuk mendapatkan gambaran lebih detail tentang potensi pemberi zakat.
- Pemetaan mustahik, atau mereka yang berhak menerima zakat.
- Penetapan milestone kapan realisasi zakat sesuai dengan potensi yang ada dapat tercapai.
- Pemberdayaan yang berfokus untuk menunjukkan kontribusi zakat terhadap Sustainable Development Goals (SDGs) dengan bukti yang konkret.
- Pendidikan dianggap sebagai sektor kunci dalam memutus rantai kemiskinan.
Prof. Dr. Waryono AG menekankan pentingnya gerakan zakat yang optimal. “Jika di antara umat Islam masih ada yang bodoh, miskin, dan mengalami stunting, ini menjadi indikasi bahwa gerakan zakat kita belum berjalan dengan maksimal. Ini menurut saya, penting sama-sama kita kuatkan.”
Dibentuk pada 9 Februari 2018, POROZ adalah perkumpulan yang menggabungkan tujuh Laznas dari berbagai ormas, termasuk Laznas BMH, Laz Persis, NU CARE-Lazisnu, Lazismu, Laz Dewan Dakwah, WIZ, dan Laznas Al-Irsyad.
Dengan adanya pertemuan ini, diharapkan gerakan zakat di Indonesia semakin optimal, terutama dalam mendukung pendidikan dan pemberantasan kemiskinan, serta menjadi dorongan bagi masyarakat luas untuk turut berpartisipasi aktif dalam zakat, infak, dan sedekah.*/Herim