ingin-curhat-carilah-tempatnya-sesuai-syariat-teq.webp

Muslimah yang Curhatnya Didengar Allah

Kisah Khaulah menjadi uswah setiap perempuan agar curhat di tempat yang tepat atau hanya pada Allah Swt, bukan di media sosial 

Oleh: Sarah Zakiyah

Pernah mendengan istilah hyperhonest? Ya, menjadikan media sosial tempat mencurahkan masalah dan isi hatinya secara berlebihan. 

Hyperhonest banyak menjangkiti kaum hawa. Menurut riset, hyperhonest dilakukan sekedar melegakan hati, tanpa memikirkan dampak dan akibat media sosial. 

***

Adalah sebuah kisah seorang wanita bernama Khaulah binti Tsa’labah yang protes kepada Nabi ﷺ. Ia protes kepada Nabi ﷺ karena telah dizihar suaminya, Aus bin aṣ-Ṣamit.

Kala itu Aus mengatakan; “Kamu bagiku seperti punggung ibuku” dengan maksud tidak akan lagi menggauli istrinya sebagaimana ia tidak akan menggauli ibunya. 

Dalam adat Jahiliyah, kalimat zihar seperti itu sama dengan menalak istri. Lalu Khaulah mengadukan hal itu kepada Rasulullah ﷺ. Rasulullah ﷺ menjawab bahwa Allah Swt belum menurunkan ketentuan hukum tentang zihar

Dalam riwayat lain Baginda bersabda; “Engkau telah diharamkan bergaul dengan dia.” Khaulah lalu berkata, “Suamiku belum menyebut kata-kata talak.” Ia berulang kali mendesak Rasulullah agar menetapkan keputusan dan dia tidak beranjak dari rumah Rasulullah ﷺ. 

Akibat zihar Aus bin Shamit, menjadikannya sangat terpukul. “Dia telah mengambil masa mudaku, aku telah memberikan diriku kepadanya, dan ketika aku tidak dapat melahirkan kembali, dia menziharku, ya Allah, aku menyampaikan keluhanku padaMu,” katanya mengaku pada Nabi.

Apa yang dilakukan oleh Khaulah adalah uswah bagi setiap perempuan, agar menahan diri untuk tidak mencurahkan keluh kesahnya kecuali kepada tempat yang tepat.

Khaulah binti Tsa’labah juga memberikan pelajaran penting bagi Muslimah yang telah berkeluarga untuk terus berusaha menjaga keutuhan rumah tangganya. 

Walaupun Aus bin Shamit, suaminya telah tua, miskin, dan berbuat buruk kepadanya hingga menziharnya, Khaulah ingin rumah tangganya tetap langgeng dan dia tetap dapat berbuat baik kepada suaminya. 

 “Sesungguhnya Aus telah menziharku, jika kami berpisah, binasalah kami semua,” ujarnya kepada Rasulullah ﷺ.  

Khaulah berkata demikian karena jika mereka bercerai, tidak akan ada yang mengurus Aus,  tidak akan ada pula yang mau menikahinya, dan anak-anaknya akan hancur karena kehilangan sosok ayah. 

Pelajaran lain yang didapatkan dari shahabiyah mulia ini adalah, pemahamannya terhadap kehormatan dan hak-hak suaminya. Hal ini tergambar dari ucapan Aisyah radhiyallahu ‘anha. 

“Telah datang seorang perempuan yang mengadu kepada Nabi ﷺ tentang suaminya, dan aku berada di pinggir rumahku, namun aku tidak mendengar apa yang dia katakan,” kata Aisyah.

Sungguh mulia akhlak Khaulah terhadap suaminya. Akhlak untuk menjaga aib suami dengan tidak mengumbarnya kepada orang yang tidak dapat memberikan solusi terbaik untuk masalah yang dihadapinya.

Curhat di Media Sosial

Dari Khaulah binti Tsa’labah kita mengetahui betapa salah perbuatan mengumbar masalah rumah tangga di media sosial untuk mencari perhatian orang yang tidak diketahui perangainya. 

Karena keikhlasan dan penjagaannya terhadap hak-hak suaminya, shahabiyah (Sahabat Nabi) ini diberi kemuliaan oleh Allah Swt dengan memberikannya jawaban yang melegakan hatinya. 

Ia juga dimuliakan penduduk bumi, sehingga khalifah Umar bin Khattab berkata; “Tidakkah engkau mengenalinya? Wanita ini adalah Khaulah binti Tsa’labah, istri Aus bin ash Shamit yang telah Allah dengar ucapannya dari atas langit yang ke tujuh, Umar sangat layak untuk mendengar perkataannya.” Radhiyallahu ‘anhaa wa ardhaahaa.*

Berita Terkait

Lembaga Amil Zakat Nasional Baitul Maal Hidayatullah (BMH) Merupakan lembaga amil zakat yang bergerak dalam penghimpunan dana Zakat, infaq, sedekah, Wakaf dan Hibah berikut dana sosial kemanusiaan dan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan, dan melakukan distribusi melalui program pendidikan, dakwah, sosial kemanusiaan dan ekonomi secara nasional.