Kemerdekaan, sebuah kata yang sarat makna. Namun, bagi sebagian anak bangsa, makna kemerdekaan masih jauh dari kenyataan. Keterbatasan ekonomi memaksa mereka mengubur impian, putus sekolah di tengah jalan.
Namun, di tengah keterbatasan, ada secercah harapan. BMH, melalui program beasiswanya, hadir memberikan kesempatan bagi anak-anak kurang mampu untuk terus mengejar cita-cita.
Senin, 26 Agustus 2024, menjadi hari yang istimewa bagi 10 anak yatim dhuafa di Tegal. Mereka menerima beasiswa dari BMH, sebuah hadiah berharga di bulan kemerdekaan.
“Beasiswa ini adalah langkah konkret kami untuk menyiapkan masa depan anak bangsa,” ujar Isfa Maulana, Koordinator BMH Perwakilan Jawa Tengah Gerai Tegal.
“Semoga mereka bisa terus belajar dan meraih cita-cita,” ucapnya melanjutkan.
Sita Amelia Sari, salah satu penerima beasiswa, tak kuasa menahan haru. “Terima kasih kepada para donatur,” ucapnya lirih. “Semoga Allah membalas kebaikan kalian.”
Senyum Sita adalah cerminan harapan ribuan anak Indonesia yang masih berjuang melawan keterbatasan. BMH, dengan dukungan para dermawan, terus berupaya menyalakan semangat mereka.
Isfa mengajak masyarakat untuk terus mendukung program-program BMH. “Mari bersama kita wujudkan kemerdekaan belajar bagi seluruh anak bangsa,” pungkasnya.
Kisah Sita dan kawan-kawan adalah pengingat bahwa kemerdekaan sejati adalah ketika setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk meraih pendidikan. BMH, dengan program beasiswanya, telah membuktikan bahwa kepedulian dan solidaritas dapat mengubah hidup, memberikan harapan di tengah keterbatasan.*/Herim
