Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka dia telah beruntung
Oleh: Khairul Hibri
Ular salah satu binatang yang penuh keunikan. Salah satunya, ia kerap mengganti kulit secara berkala.
Siapapun yang suka berkelana ke kebun, hutan, dan alam liar lainnya, biasanya acap menemukan kulit ular di tanah, pohon, ranting dan sebagainya.
Ternyata, kebiasaan ular dalam mengganti kulit ini memiliki beberapa fungsi. Diantaranya; ular berganti kulit untuk mengganti sel-sel kulit tua yang lama kelamaan menjadi rusak dan kurang efektif, perlu diperbaharui sesering mungkin.
Pergantian kulit juga berfungsi menghilangkan parasit bahaya seperti tungau atau kutu pada kulit ular. Dan ketiga, memungkinkan ular muda dapat tumbuh lebih besar setiap berganti kulit.
Ganti Tahun
Kalau ular memiliki siklus dalam ganti kulit, manusia memiliki siklus ganti tahun. Bersamaan dengan pergantian tahun itu, terjadi pergantian juga dalam hal jumlah usia.
“Dan usiaku semakin berkurang di setiap harinya. Adapun dosaku, selalu bertambah,” kata Abu Nawas.
Pertanyaannya? Apakah proses pergantian ini memiliki fungsi sebagaimana ular dalam pergantian kulit?
Berbeda dengan ular yang memang secara alamiah memiliki manfaat dari pergantian kulit yang dilakukan, manusia untuk mengambil keuntungan dari pergantian tahun butuh ikhtiar yang sungguh-sungguh.
Disebabkan hal ini pulalah, tidak sedikit orang yang akhirnya tidak memetik apapun dari proses pergantian tahun.
Usia terus bertambah, tapi tidak ada perubahan diri, dari perilaku, ilmu, ibadah, semangat, termasuk ekonomi. Stagnan.
Bahkan condong mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Padahal jelas, bila hal ini terjadi, sejatinya manusia tengah melangkah kepada kerugian yang sangat besar.
“Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka dia telah beruntung. Dan barangsiapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka telah merugi. Dan barangsiapa yang hari ini lebih buruk dari kemarin, maka telah celaka.”
Bayangkan, hanya dalam hitungan sehari saja, kita telah dinilai merugi, manakala tidak ada kemajuan dalam diri. Maka, apakah lagi dalam seminggu, sebulan, bahkan setahun? Berapa besar kerugian yang diperoleh?
Agar efektif dan mudah dinilai hasil dari evaluasi itu, tentu sebelumnya harus ada target-target yang ditetapkan. Hal ini akan sangat mudah mengukur keberhasilan-kegagalan. Inilah yang disebut dengan visi-misi hidup.
Kalau hal ini tidak ada, maka dengan menggunakan apa kita mengukur diri. Padahal, seorang pembalap motor (GP) saja, begitu jelas dan terukur kecepatan yang yang dipacu dalam pertandingan untuk keluar sebagai juara.
Lalu, bagaimana dengan kehidupan?
Orang yang senantiasa melakukan evaluasi diri, kemudian ditindaklanjuti dengan aksi-aksi nyata sebagai proses kebaikan, pastilah akan menuju keberuntungan hidup pada posisi demikian, fungsional lah pergantian tahun itu bagi masing-masing pribadi, laksana ular yang melakukan pergantian kulit.
“Evaluasilah diri kalian, sebelum kalian dievaluasi (oleh Allah)” kata Umar bin Khattab.
Selamat menyambut tahun baru 2024, semoga kebaikan senantiasa mengiringi setiap langkah kaki kita, hingga akhir hayat. Aamiin.*