f201e_hafidz-al-quran.jpeg

Mendidik dengan Permisalan Al-Quran

Amtsal atau permisalan dalam Al-Quran dan hadits memberikan pembelajaran untuk keimanan 

Al-Quran adalah sumber ilmu yang sangat luas, tidak akan pernah habis dan kaya dengan metode pendidikan. Salah satunya berupa amtsal, perumpamaan atau permisalan.

Allah SWT menyampaikan berbagai perumpamaan di dalam Al-Quran agar kalam-Nya mampu menyentuh perasaan, mendidik jiwa, serta dapat membangkitkan semangat. 

Salah satu ciri dari metode ini menggunakan kata kaanna, matsalu, penggunaan huruf kaf, serta berbagai lafaz yang menunjukkan perumpamaan. Menurut penelitian para ulama, perumpamaan dalam al-Quran ada sebanyak 169 ayat yang tersebar di dalam 50 surat.

Rasulullah ﷺ telah menerangkan tentang adanya berbagai permisalan dalam al-Quran ini; “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla menurunkan Al-Quran terdiri atas perintah-perintah dan larangan-larangan, tradisi yang telah lalu, dan perumpamaan yang dibuat.” (Sa’id bin Manshur, Sunan Sa’id bin Manshur, no. 72, 2/272). 

Dalam Hadits yang lain, Rasulullah ﷺ bersabda yang artinya;  “Sesungguhnya Al-Quran diturunkan atas lima bentuk, halal, haram, muhkam, mutasyabih, dan amtsal. Maka kerjakanlah yang halal, jauhilah yang haram, ikutilah yang muhkam, imanilah yang mutasyabih, dan ambillah pelajaran dari ayat-ayat amtsal.” (Al Baihaqi, Syu’ab al-Iman, no. 2095, 3/548. Al Hakim, Al Mustadrak ‘Ala as Shahihain, no. 3141, 2/289). 

Mempermudah Pemahaman

Amtsal berasal dari kata matsala-yamtsilu yang berarti sama, serupa, atau perumpamaan. Bisa juga berarti contoh atau teladan, kesamaan atau penyempurnaan.

Amtsal merupakan bentuk jamak dari matsal. Sedangkan amtsal dalam al-Quran menurut Ibnu Qayyim adalah menyerupakan sesuatu dengan sesuatu yang lain serta mendekatkan sesuatu yang abstrak (ma’qul) dengan yang inderawi (mahsus).

Kaitannya dengan proses tarbiyah, metode amtsal adalah suatu cara mengajar di mana guru menyampaikan materi pembelajaran dengan membuat contoh atau perumpamaan. Tujuannya agar anak didik semakin mudah memahami materi yang diajarkan.

Jika dipraktikkan dalam proses pengajaran, permisalan dapat mempermudah penyampaian suatu makna. Hal yang tadinya abstrak bisa digambarkan secara lebih jelas atau dikaitkan dengan kenyataan yang konkret. 

Metode ini akan memperjelas makna yang tadinya sulit dicerna oleh pikiran manusia pada umumnya. Dalam Al-Quran misalnya, Allah SWT mengumpamakan orang-orang yang mendustakan ayat Allah seperti anjing yang menjulurkan lidahnya. 

Coba perhatikan, anjing itu seringkali menjulurkan lidah baik ketika kehausan, saat kita halau, atau tatkala kita membiarkannya. Sifatnya juga buruk, lahir maupun batinnya.

Permisalan dalam al-Quran memang banyak menggunakan unsur-unsur alam atau cenderung bersifat kauniyah (kejadian alam).  

Adapun bentuk permisalannya bisa berisi nasihat, peringatan, atau menjelaskan konsep-konsep abstrak agar menjadi lebih konkret sehingga mudah dipahami dan direnungkan. 

Ada banyak faedah dari adanya metode permisalan dalam Al-Quran; 

Pertama, bisa menggambarkan sesuatu yang abstrak ke dalam bentuk yang konkret sehingga lebih mudah dipahami, direnungkan, dan dihayati.  

Kedua, mampu menyingkap hal yang tidak tampak seakan-akan menjadi tampak, atau hal yang ghaib menjadi seolah bisa disaksikan.

Ketiga, kejelasan konsep bisa memotivasi seseorang untuk melaksanakan suatu kebaikan.  

Para pendidik (murabbi) sebaiknya menggunakan permisalan dalam Al-Quran dan hadits sebagai materi pembelajaran untuk keimanan. Wallahu Ta’ala a’lam.*

Berita Terkait

Lembaga Amil Zakat Nasional Baitul Maal Hidayatullah (BMH) Merupakan lembaga amil zakat yang bergerak dalam penghimpunan dana Zakat, infaq, sedekah, Wakaf dan Hibah berikut dana sosial kemanusiaan dan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan, dan melakukan distribusi melalui program pendidikan, dakwah, sosial kemanusiaan dan ekonomi secara nasional.