Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa puncak musim kemarau 2023 di Jawa Timur diperkirakan akan terjadi pada bulan Agustus.
Menanggapi kondisi tersebut, Laznas BMH meningkatkan upayanya dalam penyediaan sumur bor sebagai bantuan.
Program sumur bor yang telah dijalankan Laznas BMH di Jawa Timur terbukti sukses. Hingga saat ini, 130 titik sumur bor telah direalisasikan di 126 Desa di 28 Kabupaten dan Kota di Jawa Timur.
Area pembangunan sumur bor meliputi pondok pesantren, panti asuhan, desa krisis air, serta warga yang terdampak kekeringan.
Baru-baru ini, BMH menghadirkan sumur bor ke-130 di Dusun Grenggeng, Desa Rejoagung, Kec. Ngoro, Kab. Jombang.
“Lokasi tepatnya berada di Pondok Pesantren Al-Hidayah. Sebelumnya, para santri dan warga setempat mengalami kesulitan dalam akses air bersih yang menghambat aktivitas sehari-hari,” terang Kadiv Program dan Pemberdayaan Laznas BMH Jatim, Imam Muslim.
Kyai Afifudin, ketua yayasan Al-Hidayah, menyampaikan rasa terimakasihnya kepada Laznas BMH atas bantuan yang diberikan.
Sementara Kepala Desa Rejoagung, Ahmad Hasani, juga memberikan apresiasinya, menilai sumur bor sangat bermanfaat bagi warganya.
Muklison, salah satu santri, menyatakan bahwa dirinya dan teman-temannya merasa sangat terbantu dengan adanya sumur bor tersebut.
Sumur bor ini nantinya tidak hanya akan dimanfaatkan oleh warga pesantren, tetapi juga bagi masyarakat yang mengalami krisis air bersih.*/Herim