Kabar terbaru dari Jawa Timur yang mengemuka saat ini adalah dekatnya ancaman kekeringan yang mencakup tujuh belas wilayah, lima diantaranya dalam status kekeringan parah.
Menyikapi situasi darurat ini, Laznas BMH mengambil langkah proaktif dengan menyediakan solusi berupa sumur bor bagi masyarakat yang terdampak.
Menurut data dari BPBD Jatim, dari 17 wilayah yang mengalami kekeringan, 13 berada dalam status siaga dan empat lainnya dalam kondisi darurat, termasuk Kabupaten Bojonegoro, Jombang, Lamongan, Ngawi, Bangkalan, Sampang, dan Bondowoso.
Dalam tindak lanjutnya, Laznas BMH telah berhasil merampungkan pembangunan Sumur Bor ke-132 di Lamongan, salah satu daerah dengan status darurat.
“Sumur bor ini berlokasi di Pondok Pesantren Al-Hidayah, Desa Bradahblumbang, Kecamatan Kedungpring, Kabupaten Lamongan,” terang Kadiv Program dan Pemberdayaan Laznas BMH Jatim, Imam Muslim.
Alasan BMH memilih lokasi di pesantren ini cukup strategis. Pertama, BMH berupaya memastikan bahwa sumur bor dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh para santri, sehingga beroperasi penuh 24 jam.
Kedua, lokasi pengeboran berada di tanah wakaf milik pesantren, menjamin keamanan dan kelangsungan sumur tersebut.
Dan ketiga, pembangunan sumur bor di lokasi ini sejalan dengan permintaan khusus dari donatur yang ingin sumurnya berkontribusi untuk pesantren.
Meskipun berlokasi di pesantren, sumur bor ini tetap terbuka untuk dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar.
Ustadz Ali Muttaqin, selaku Penanggung Jawab Program dan pengurus pondok pesantren, menyatakan bahwa sumur bor ini telah memberikan solusi penting bagi kebutuhan air warga pesantren dan masyarakat sekitar.
“Sumur bor ini menjadi jawaban, solusi konkret atas krisis air bersih yang kami alami di pesantren bersama warga sekitar. Kami mendoakan seluruh donatur Laznas BMH mendapat pahala yang terus mengalir atas kepeduliannya dalam program sumur bor ini,” tuturnya.*/Herim
