Kekeringan yang melanda Gunungkidul mengakibatkan 14 dari 18 kecamatan di wilayah tersebut kesulitan air bersih. Sebagai respons atas kondisi ini, BPBD Gunungkidul menetapkan status siaga darurat kekeringan hingga 30 September 2023, yang bisa diperpanjang tergantung kondisi lapangan.
Dalam upaya meringankan beban masyarakat, Laznas BMH Yogyakarta, berkolaborasi dengan Kitabisa.com, menyalurkan bantuan air bersih di dua dusun Gunungkidul, yaitu Mojing dan Sambi.
Selain itu, Laznas BMH juga menyediakan tandon air di beberapa masjid yang sebelumnya tidak memiliki bak penampungan.
Sariji (61) pengurus Masjid Nurul Iman di Dusun Sambi, mengungkapkan rasa syukurnya atas bantuan ini, menegaskan bahwa air tersebut sangat berguna bagi masyarakat untuk beribadah.
Dengan mata berkaca-kaca, Sariji, pria yang biasa disapa Mbah itu menyampaikan, “Air ini bukan sekadar air, tetapi harapan. Alhamdulillah, tetesan kasih dari Laznas BMH telah menyentuh hati kami di tengah keringnya musim. Air ini adalah wujud kepedulian yang mengalir, menjadi saksi kebersamaan kami dalam beribadah.”
Sementara itu Kadiv Program dan Pemberdayaan Laznas BMH DIY, Syai’in Kodir menegaskan ini semua kebaikan yang harus dikuatkan bersama-sama.
“Dalam setiap tetes air, terkandung makna kehidupan yang mendalam. Kekeringan bukan sekedar kurangnya air, melainkan ujian bagi hati kita semua. Laznas BMH atas dukungan umat telah berbuat. Tapi harus kita perkuat bersama.
Mari kita salurkan kepedulian, bukan hanya dengan memberikan air, tetapi dengan membangun tandon di setiap masjid yang membutuhkan, agar mereka memiliki sumber keberkahan saat musim kemarau tiba. Saat kita berbagi, kita bukan hanya menghidupkan tanah yang kering, tetapi juga menyalakan cahaya kebaikan di dalam diri banyak orang. Jangan biarkan saudara kita dahaga, saat kita masih memiliki kesempatan untuk berbagi kebaikan,” urainya.*/Herim
