Amil BMH harus selalu siap hadir dalam membantu umat yang membutuhkan. Dan, itulah yang terbaru dirasakan oleh Yusep Suhendar, Kadiv Program dan Pemberdayaan BMH Jawa Barat.
“Jadi saat itu saya dan keluarga sedang menikmati libur akhir tahun bersama keluarga di pantai Garut Selatan. Itu juga tanah kelahiranku,” kata Yusef (3/1/24).
“Tak lama gempa mengguncang Sumedang dan saya dapat info dari teman di Sumedang bahwa dampak dari gempa tersebut merobohkan banyak rumah warga, termasuk pasien di RSUD Sumedang dievakuasi keluar ruangan karena sebagian ruangan ada yang rusak dan hawatir roboh,” sambungnya.
Tidak lama atasan Yusef mengabari bahwa dirinya harus turun ke Sumedang, menyalurkan bantuan BMH kepada masyarakat terdampak.
“Sebagai seoranga relawan kemanusiaan yang sudah sejak 2011 terjun ke berbagai daerah bencana seperti banjir bandang Garut, gempa Lombok, gempa Cianjur dan lain sebagainya, jiwa saya terpanggil untuk bergegas membantu para korban gempa di Sumedang. Apalagi memang ada tugas.
Senin pagi berangkat menuju Bandung nyetir sendiri dan sampai di kota Bandung malam hari, baru saja berbaring melepas lelah, terjadi gempa susulan di Sumedang dan guncangan sangat terasa sampai ke Bandung.
Saat itu juga saya dapat telpon dari BMH Pusat untuk bisa melalukan assesment ke Sumendang untuk mendapatkan informasi secara lengkap. Nah, esok paginya (2/1/24) saya langsung mempersiapkan kebutuhan di lapangan termasuk logistik untuk para korban gempa. Bismillah berangkat,” urainya menerangkan.
Melawan Lelah
Yusef melakukan itu dalam kondisi tidak begitu fit tubuhnya, aktivitas liburan dan baru sampai di Bandung membuat tubuhnya masih dicengkeram lelah yang kuat.
“Sebetulnya kondisi fisik saya sangat lelah dan ngantuk berat karena baru saja melakukan perjalan jauh nyetir sendiri dan kurang tidur, dan ternyata di kantor yang bisa nyetir sedang tidak masuk karena ada urusan keluarga, sehingga tidak ada pilihan lain saya yang harus bawa mobil sendiri meskipun sangat lelah,” katanya.
Yusef pun mengarah ke area RSUD Sumedang untuk mendapatkan informasi dari BNPB.
“Di sana mereka sedang sibuk koordinasi. Namun, Alhamdulillah, ada petugas jaga diluar tenda yang bisa memberi infomasi.”
Dari informasi itu Yusef langsung menuju ke dua titik.
“Lokasi pertama di Babakan Hurip Sumedang Utara. Di sanakerusakan bangunannya tergolong sedang. Kemudian lokasi kedua di Cipameungpeuk Sumedang Selatan dan daerah ini yang justru paling parah kerusakannya. Di titik kedua inilah BMH menyalurkan bantuannya,” jelas Yusef.
Rumah Rusak
“Saat masuk ke rumah- rumah warga yang hancur, saya ditemani oleh bapak Riyanto salah satu polisi di daerah tersebut, karena lokasi yang cukup berbahaya kami tidak di ijinkan masuk tanpa pendampingan. Benar saja kondisi rumahnya banyak yang roboh dan tembok banyak yang miring dan retak, andaikan saat ini gempa yang cukup besar terjadi lagi, bisa dipastikan bangunan-bangunan terebut akan ambruk,” Yusef menerangkan.
Sobar (65) salah satu warga yang ikut mendampingi dan termasuk rumahnya yang hancur menggambarkan apa yang ada di dalam hatinya.
“Matanya berkaca-kaca saat berbincang dengan kami dan menunjukan rumahnya yang hancur. Harapan dia ingin menikmati masa tuanya dengan bersantai, minum teh hangat sambil gendong cucu di kursi teras depan rumahnya, namun takdir berkata lain, Allah berikan ujian kepada Pak Sobar dengan adanya gempa bumi yang menghancurkan rumahnya. Saya hanya bisa mendoakan semoga beliau diberi ketabahan,” tuturnya.
Selain bapak Sobar masih banyak warga yang mengalami ujian yang sama, dimana tercatat ada 120 KK yang terdampak akibat gempa tersebut, tercatat ada 13 unit rumah rusak berat dan 107 rumah rusak ringan di Kampung Lingkungan Cipameungpeuk,RT 001 RW 003 Kel. Cipameungpeuk Kec. Sumedang Selatan Kab. Sumedang, Jawa Barat.
“Sekarang saya sudah kembali ke Bandung dan sampai detik ini, rasanya masih tidak tega meninggalkan masyarakat di sana yang sangat membutuhkan bantuan dan kepedulian kita semua.*/Herim