Sejak 1 Ramadhan hingga 13 Ramadhan 1444 H Laznas BMH hadir membersamai warga penyintas gempa bumi di Turkiye.
“Alhamdulillah atas kepercayaan umat, Laznas BMH dapat terus membagikan paket sembako kepada para penyintas gempa di daerah Kirikhan dan juga paket ifthor untuk ratusan penyintas gempa Turkiye yang sebagian berasal dari Suriah,” terang Koordinator Program BMH di Turkiye, Dhiyuddin (¾).
Dalam aksi kemanusiaan itu, Laznas BMH sinergi dengan NGO lokal yang memfasilitasi tim BMH selama berada di Reyhanli.
“Alhamdulillah kebanyakan dari penyintas bisa menggunakan bahasa Arab dan juga Inggris, memudahkan kami berkomunikasi,” imbuh Dhiyauddin.
Situasi pasca gempa memang begitu buruk. Kondisi bangunan yang ada di Kota Antakia rata-rata adalah bangunan Rusun dan ada ratusan Rusun yang berjejer.
“Dari ratusan Rusun tersebut banyak bangunan yang roboh dan sudah tidak bisa kembali digunakan. Menurut laporan ada kurang lebih 45.000 korban jiwa akibat gempa Turkiye itu,” tutur Dhiyauddin.
Tentu kejadian tersebut sangat mengganggu psikologi bagi masyarakat terutama orang tua dan anak-anak.
“Alhamdulillah BMH hadir untuk sedikit meringankan beban mereka. Sambutan hangat dari para penyintas kepada kami tim relawan sangat luar biasa. Walaupun dalam keterbatasan mereka sangat menghargai dan memuliakan kami sebagai volunteer.
Mereka menganggap kami sebagai tamu yang harus dilayani padahal kedatangan kami ke Turkiye adalah untuk membantu mereka bersama-sama bangkit dari gempa yang meluluhlantakkan beberapa kota yang ada di Turkiye,” papar Dhiyauddin.
Abu Ahmad atau Syekh Muhammad Musa beliau merupakan direktur Munazomatun Khoir atau Charity Action memfasilitasi kami mulai dari penginapan kendaraan hingga mitra beliau yang ada di Turkiye.
“Beliau sangat menghargai dan memuliakan kami yang berasal dari Indonesia sampai pada saat kami mau berpamitan untuk meninggalkan Rehanle yang menjadi tempat tinggal kami terlihat sayu di mata beliau. Terasa amat berat untuk melepaskan kami pulang ke tanah air,” ungkap Dhiyauddin.
“Di samping itu Ahmad anak berumur 11 tahun sering membantu tim BMH dalam menyiapkan ifthor untuk para penyintas dan ketika kami berpamitan untuk kembali ke tanah air dia memeluk seolah tidak mau melepaskan kepergian kami kembali ke tanah air.
Sungguh kehangatan persaudaraan ini menjadi memori yang tak terlupakan bagi para relawan yang turut membantu para penyintas gempa Turki,” jelasnya.
Inilah bukti nyata kebaikan Laznas BMH di Turkiye dan itu adalah dedikasi terbaik umat Islam melalui Laznas BMH.*/Herim