Islam mengajarkan bahwa setiap hari adalah hari adalah “hari kasih sayang”, bahkan kepada musuh
Cinta dan kasih sayang merupakan fitrah umat manusia. Islam mengajarkan pemeluknya untuk selalu menebarkan kasih sayang kepada segala ciptaan Allah SWT.
Bahkan salah satu dari nama-nama Allah, yaitu Ar-Rahman (Maha Kasih) dan Ar-Rahim (Maha Penyayang), sebagaimana dijelaskan dalam Surat Al-Fatihah, “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.” (QS Al-Fatihah: 1).
Selain dari ayat tersebut, masih banyak kandungan Al-Quran yang isinya dua hal tersebut. Dalam Surat Al-Balad ayat 17, Allah SWT berfirman: “Dan dia (tidak pula) termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang.” (QS Al-Balad: 17).
Prof Dr. Raghib As Sirjani Kitab “Nabi yang Penyayang” menghitung jumlah penyebutan sifat Ar-Rahmah dengan segala bentuknya yang berbeda-beda di dalam Al-Quran.
Menurutnya, sifat Ar-Rahmah dengan segala bentuknya diulang 315 kali, sifat Ash-Shidq diulang sebanyak 145 kali. Sifat Ash-Shabr (Sabar) diulang sebanyak 90 kali. Sifat Al-Afwu (maaf) diulang sebanyak 43.
Sungguh hal ini bukanlah sesuatu yang terjadi secara kebetulan. Ini merupakan kebenaran yang datangnya dari Allah Subhanahu wa Taala.
Jika kita menelusuri doa para Nabi di dalam Al-Quran isinya banyak memohon kasih sayang. Tak lupa ajaran Baginda Nabi Muhammad ﷺ kebanyakan isinya juga Kasih Sayang.
Abu Hurairah pernah meriwayatkan hadis, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda yang artinya; “Sesungguhnya Allah menulis sebuah tulisan sebelum menciptakan makhluk, yang berbunyi, “Sesungguhnya kasih sayang-Ku mendahului murka-Ku.” (Shahih Bukhari).
Ini merupakan maklumat yang jelas, bahwa kasih sayang lebih didahulukan dibandingkan kemarahan dan bahwa kelembutan lebih didahulukan dari kekerasan.
Islam mewajibkan pemeluknya merayakan hari cinta kasih atau “hari kasih sayang” setiap hari dan setiap saat. Islam juga menuntun pemeluknya untuk memulai segala sesuatu dengan kalimat basmalah, “bismillahirahmanirrahim” artinya “dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang”.
Dalam Islam, setiap hari adalah “hari kasih sayang”. Sayang pada suami-istri, pada anak, pada orang tua, pada sanak saudara, tetangga, kaum lemah, seluruh umat manusia bahkan kepada musuh dan non-Muslim sekalipun.
Ungkapan “kasih sayang” tidak ditetapkan di hari-hari tertentu, apalagi hanya dalam arti sempit untuk lawan jenis saja, sehingga menyebabkan hubungan berbahaya di luar nikah, apalagi sampai berkhalwat dengan lawan jenis, sampai melakukan seks bebas dangan dalih “Kasih Sayang”. Naudzubillah.*
