Di tengah keheningan pedalaman, di Rumah Quran Hidayatullah (RQH) Mahakam Ulu, sebuah semangat tak terbendung berkobar. Pada Sabtu, 2 Maret 2024, tim BMH menyaksikan kegigihan 14 santri, yang meski jauh dari hiruk-pikuk perkotaan, tetap bersemangat belajar mengaji.
Program Sekolah Tapal Batas yang didukung BMH menjadi pelita di kegelapan, menggapai anak-anak di wilayah pinggiran terluar Kalimantan Timur.
Meski jauh dari sorotan media, BMH tak pernah lelah mewujudkan program ini, mengajak sahabat donatur untuk bersama-sama membantu anak-anak di pedalaman yang berjuang untuk belajar dan tumbuh.
Dan, di Mahakam Ulu, semangat para santri membuktikan bahwa keinginan mereka untuk belajar tak kalah dengan anak-anak di kota.
“Tentu kami berharap anak-anak santri di sini mendapatkan kesempatan untuk belajar. Harapan kami untuk mereka adalah agar menjadi anak-anak yang cerdas, taat beribadah, dan memiliki akhlak yang mulia,” ungkap M. Taufiq, Da’i Tangguh BMH yang berdedikasi di Mahulu.
“Langkah kami ini sederhana saja, bagaimana anak bisa belajar, sehingga tidak tertinggal. Apalagi kebanyakan mereka memang terkendala biaya untuk bisa sekolah,” imbuhnya.
Koordinator BMH Gerai Kukar, M. Hasan, menegaskan komitmen BMH untuk mendampingi program ini.
“Terima kasih kepada para donatur. Dengan keterlibatan mereka, kita membantu membangun masa depan anak-anak dhuafa di pedalaman, meningkatkan pengetahuan mereka. Ini adalah investasi yang akan terus memberi manfaat, insya Allah,” tegasnya.
Dalam sebuah laporan media sepanjang tahun ajaran 2022/2023, jumlah siswa putus sekolah di tingkat SD mencapai 40.623 orang, tingkat SMP 13.716 orang, tingkat SMA 10.091 orang, dan SMK 12.404 orang.*/Herim
