Langit senja menyapa Weda dengan gerimis yang tak kunjung reda. Namun, semangat tim kemanusiaan BMH (Baitul Maal Hidayatullah) Maluku Utara tak pernah surut. Setelah menempuh perjalanan panjang yang diwarnai hujan dan longsor di Gunung Pahae, mereka akhirnya tiba di Weda menjelang Maghrib.
Perjalanan menuju Weda Tengah, Halteng, lokasi bencana banjir, ternyata lebih berat dari perkiraan. Akses darat terputus akibat longsor, memaksa tim untuk mengubah rute melalui jalur laut. Dengan tekad yang kuat, mereka melanjutkan perjalanan menggunakan kapal laut dari Kobe menuju Lelilef.
“Kami tidak akan menyerah,” ujar Nur Hadi, Kepala BMH Maluku Utara, dengan suara penuh keyakinan.
“Kami akan terus berjuang untuk menyampaikan bantuan kepada saudara-saudara kita yang terdampak banjir di Weda Tengah,” ucapnya.
Tim BMH membawa berbagai bantuan yang sangat dibutuhkan oleh korban banjir, seperti pakaian layak pakai, popok bayi, makanan siap saji, dan air mineral. Mereka akan bergabung dengan posko terdekat untuk menyalurkan bantuan tersebut secara merata.
“Semoga Allah memudahkan langkah kami dan memberikan kekuatan kepada para korban banjir,” doa Nur Hadi.
“Mari kita bersama-sama mendoakan agar mereka diberikan kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi cobaan ini,” sambungnya.
Perjuangan tim kemanusiaan BMH ini adalah bukti nyata bahwa semangat kepedulian dan solidaritas tak akan pernah padam, bahkan di tengah kesulitan dan rintangan. Semoga bantuan yang mereka berikan dapat meringankan beban para korban banjir dan memberikan harapan baru bagi mereka. Sebagai informasi 4 desa terdampak musibah banjir ini. Yaitu Desa Lukulamo, Desa Lelilef Woebulan, serta Desa Woekob dan Desa Woejerana.*/Herim
