Dalam kegelapan air yang membanjiri Desa Karanganyar, semangat gotong royong bersinar terang.
Kehadiran BMH dan Komunitas Taman Baca Masyarakat (TBM) Demak telah menjadi sinar harapan bagi ribuan warga yang terdampak banjir akibat jebolnya 10 tanggul. Mereka bukan sekadar menawarkan bantuan materi, tetapi juga menyemangati dengan kehadiran dan perhatian yang tiada henti.
Di balik kepungan air yang belum surut sepenuhnya, terdapat kisah-kisah kepedulian yang mengharukan. PJ TBM Demak, Nasir Jali, dengan tekad teguh menyatakan, “Kita akan terus menjalin kerjasama dengan BMH untuk mengatasi dampak banjir ini.”
Kata-katanya menggambarkan semangat tanpa henti untuk membantu sesama.
Di salah satu posko pengungsian, Ibu Khotijah tidak bisa menyembunyikan rasa terima kasihnya.
“Terima kasih, BMH-TBM Demak, telah selalu bersama kami. Semoga setelah air surut, bantuan dan dukungan kalian tetap mengalir untuk membersihkan lingkungan kami,” ucapnya penuh haru.
Sementara itu, Koordinator BMH Perwakilan Jateng, Gerai Demak, Aqiful Khair, mengingatkan bahwa perjuangan belum usai.
“Meskipun sebagian air mulai surut, namun kepedulian kita masih sangat dibutuhkan oleh para pengungsi di sini. Mereka masih layak menerima bantuan dan kehadiran kita,” jelasnya, sambil mengajak semua pihak untuk terus bergerak bersama.
Fakta ini menunjukkan bahwa semangat tetap terpancar, begitu pun dengan harapan yang tak kenal lelah.
Kehadiran BMH dan TBM Demak tidak hanya membawa bantuan materi, tetapi juga kehangatan dan kepedulian yang menjadi pelipur lara bagi para pengungsi. BMH juga telah menjalankan program trauma healing untuk anak-anak penyintas banjir.*/Herim