telepon_1712439777

Etika Menelepon dan Video Call

Allah Swt menurunkan ayat yang menegur sahabat-sahabat Nabi ketika berkunjung berlama-lama, begitu halnya menelpon

By: Khairul Hibri 

Seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi, bukan hanya mempermudah urusan dalam membangun hubungan, di sisi lain acapkali menabrak nilai-nilai etika. 

Layaknya orang bersilaturrahim, berkunjung ke tetangga atau ke kerabat dekat, menghubungi seseorang melalui telepon atau video call (VC) tetap harus memperhatikan adab-adab dan etika.

Sebagaimana bersilaturahim,  mustahil dilakukan tengah malam. Atau, kita lakukan saat adzan dikumandangkan, misalnya.

Inilah di antara adab-adab menghubungi seseorang melalui handphone:

Pertama; perhatikan jam pemanggilan. Jangan sampai di jam-jam orang istirahat. Kalau di istilah agama, waktu aurat. 

Hindari, karena waktu-waktu itu untuk kepentingan pribadi/keluarga. Firman Allah, yang artinya; “Wahai orang-orang yang beriman! Hendaklah hamba sahaya (laki-laki dan perempuan) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum baligh (dewasa) di antara kamu, meminta izin kepada kamu pada tiga kali (kesempatan) yaitu, sebelum shalat Subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah hari, dan setelah shalat Isya. (Itulah) tiga aurat (waktu) bagi kamu. Tidak ada dosa bagimu dan tidak (pula) bagi mereka selain dari (tiga waktu) itu; mereka keluar masuk melayani kamu, sebagian kamu atas sebagian yang lain. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat itu kepadamu. Dan Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana.” (QS An-Nur ayat 58)  

Perhatikan, betapa Islam memberikan waktu privat yang begitu istimewa bagi orang-orang beriman. Jangankan orang lain, bahkan anak-anak yang belum baligh, diminta izin manakala hendak ‘mengganggu’ di waktu-waktu tersebut. 

Hal inilah yang kudu kita waspadai, bilamana menelepon atau VC, yang kita analogikan berkunjung ke rumah seseorang. 

Termasuk jangan pada waktu-waktu shalat. Lalu bagaimana kalau lokasi berjauhan, dan memiliki jam yang selisih jauh?

Mudah saja, cek saja perbandingan waktu di Internet.  

Kedua; perhatikan durasi menelepon dan jangan berlama-lama.

Bahkan kalau bisa, ketika hajat telah tersampaikan, tutuplah dan segera akhiri pembicaraan. 

Mengapa? Karena kita tidak tahu kesibukan orang lain. Siapa tahu, aktivitas kita itu sangat mengganggu dirinya. 

Hal ini pernah terjadi pada masa Rasulullah ﷺ. Para sahabat begitu lama berkunjung ke rumah nabi ﷺ. Ngobrol-ngobrol. Di sisi lan, Nabi Muhammad ﷺ tidak enak hati untuk meminta mereka pulang. 

Akhirnya, turunlah ayat yang menegur perilaku para sahabat itu. “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu diundang maka masuklah dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu (untuk menyuruh kamu keluar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar….”

(QS: al-ahzab:53).

Terakhir, bila memang yang kita hubungi itu orang baru, atau sahabat lama tapi lupa atau tidak ada dalam daftar kontak, perkenalkanlah diri dulu, sehingga sosok yang kita hubungi tidak bertanya-tanya. 

Sebab, kita tidak tahu, entah nomor kita masih tersimpan/tidaknya. Dengan demikian, ia tidak akan canggung menyapa dengan akrab. 

Demikianlah di antara adab dan etika yang perlu diperhaikan, ketika kita menelpon, sehingga tidak merugikan pihak lain.*  

Berita Terkait

Lembaga Amil Zakat Nasional Baitul Maal Hidayatullah (BMH) Merupakan lembaga amil zakat yang bergerak dalam penghimpunan dana Zakat, infaq, sedekah, Wakaf dan Hibah berikut dana sosial kemanusiaan dan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan, dan melakukan distribusi melalui program pendidikan, dakwah, sosial kemanusiaan dan ekonomi secara nasional.