Di Dusun Ba’bapane, Desa Panetean, Kabupaten Mamasa, semangat dakwah kembali bergelora. Dua dai muda, Alfarobi dan Sapri, lulusan Sekolah Da’i Hidayatullah Parepare, hadir membawa obor ilmu dan pembinaan agama di tengah masyarakat yang rindu akan siraman rohani.
Kehadiran mereka bagai angin segar bagi warga desa, terutama setelah kepergian Bapak Sarangsi, S.Pd., yang selama ini menjadi penyuluh agama.
Kepala Desa Panetean, Fikal Burhan, S.Sos., menyambut baik kehadiran para dai muda ini. “Kehadiran mereka sangat membantu dalam memajukan program sinergi pembinaan keagamaan di desa kami,” ungkapnya.
Berbekal semangat dan ilmu yang mereka dapatkan, Alfarobi dan Sapri tak kenal lelah menghidupkan kembali denyut nadi keagamaan di desa ini. Masjid kembali ramai dengan kegiatan sholat berjamaah, khutbah Jumat, dan pengajian. Anak-anak kembali ceria belajar mengaji, sementara ibu-ibu kembali aktif dalam majelis taklim.
Di balik semangat mereka, ada dukungan tak ternilai dari Baitul Maal Hidayatullah (BMH) melalui program Da’i Tangguh. BMH menyalurkan bantuan logistik berupa peralatan dapur, sembako, dan kebutuhan sehari-hari lainnya, memastikan para dai muda ini dapat fokus pada tugas mulia mereka.
“Semoga dengan bantuan logistik ini, para Da’i dapat lebih fokus dalam menegakkan dinul Islam,” ungkap Kadiv Program dan Pemberdayaan BMH Sulawesi Barat, Sahilul Fikri.
Kisah Alfarobi dan Sapri adalah bukti nyata bahwa dakwah terus menyala, bahkan di pelosok negeri, berkat dukungan zakat, infaq, dan sedekah dari umat. Masih panjang perjalanan dakwah dua dai muda itu. Kita penting untuk terus mendukung kiprah kebaikan mereka.
Semangat mereka adalah inspirasi bagi kita semua, bahwa setiap individu dapat berkontribusi dalam menyebarkan kebaikan dan membangun masyarakat yang lebih religius.*/Herim
