Selasa, 19 Maret 2024. BMH dan Pemuda Hidayatullah sinergi melangsungkan kegiatan Training Pranikah. Kegiatan tersebut merupakan turunan dari program Ramadhan Mencerahkan yang diusung oleh Pemuda Hidayatullah Jakarta pada Ramadhan tahun ini.
Kegiatan yang mengusung tema “Menghadirkan Surga di Rumah” berlangsung di Aula Dakwah Rumah Qur’an Jayakarta (RQJ) yang dihadiri oleh 48 peserta yang terdiri mahasiswa dan pelajar tingkat SMA.
Ketua Wilayah Pemuda Hidayatullah DKI Jakarta Adam Sukiman dalam sambutannya mengatakan bahwa terselenggaranya kegiatan ini sebagai wujud nyata kontribusi Pemuda Hidayatullah dalam membangun bangsa.
“Secara khusus, Pemuda idayatullah mengusung tagline “Memimpin Indonesia 2045″. Ini adalah sebuah semangat yang diharapkan bisa memotivasi para generasi muda untuk terus meningkatkan kapasitasnya dengan cara belajar dengan sungguh-sungguh”.
Namun, lanjut Adam. Kebaradaan suatu generasi yang kuat sangat ditentukan oleh pola pengasuhan yang tepat. Keluarga sebagai miniatur pemerintahan dituntut mampu memainkan perannya secara maksimal dalam menciptakan suasana rumah tangga yang nyaman, membahagiakan, saling melindung dan mensupport.
Untuk dapat mewujudkan suasana tersebut, maka diperlukan pemahaman yang cukup tentang cara membangun mahligai rumah tangga sehingga terwujud keluarga sakinah mawadddah wa rahmah. Rekayasanya adalah dengan menyelenggarakan training pranikah agar para kaum muda dapat terbuka wawasannya dalam melahirkan surga di rumah.
Dalam acara tersebut menghadirkan pembicara yakni Ustadz Naspi Arsyad (Founder Komunitas Keluarga Cerdas) yang diawal pemaparannya mengatakan bahwa hubungan rumah tangga itu jauh lebih misterius daripada hujan deras.
“Kalau hujan masih mending, ada tanda-tandanya. awan mendung, angin kenceng. Tapi hubungan rumah tangga tidak seperti itu, dia ibarat lagu slank. “I love you, I hate you”, situasinya tidak dapat diprediksi. Sekarang bilang sayang, beberapa menit kemudian bisa jadi perasaannya sudah berbeda. Kata Naspi.
Hubungan rumah tangga adalah pertemuan dua mahluk yang mempunyai perasaan yang tidak dapat diprediksi, terkadang perasaan yang kita bayangkan tentang pasangan justru realitasnya seringkali berbeda.
Sehingga diperlukan pemahaman yang baik tentang perbedaan psikologi antara laki-laki dan perempuaan, sehingga tidak ada yang memaksakan kehendak antar satu dengan yang lain yang dapat merusak keharmonisan hubungan rumah tangga. Disinilah pentingnya wawasan sebelum memasuki bahtera rumah tangga agar mampu melahirkan surga di rumah tangga.
Selanjutnya kata Naspi, untuk menghadirkan surga di rumah, pasangan suami istri harus memiliki visi agar dapat merekayasa langkah-langkah yang akan ditempuh saat menjadi seorang istri ataupun suami. Sudah tergambar dan terkonsep dengan baik rumah tangga seperti apa yang ingin dibangun. Memantaskan diri untuk menjadi istri atau suami yang baik.
Ada tiga pola hubungan suami istri yang saling berkaitan. Hubungan secara biologis, psikologis, dan ideologis. Tidak sedikit diantra keluarga yang terjadi hanya hubungan biologis, sekedar untuk memuaskan nafsu syahwat.
Ada juga hubungan psikologis yang sudah terbangun penghormatan antar satu dengan yang lain, terbangun kesepahaman dan keharmonisan. Sedaangkan hubungan ideologis merupakan hubungan tertinggi dalam keluarga. Statusnya tidak lagi hanya hubungan suami istri, tetapi muslim dan muslimah yang memiliki kewajiban untuk saling mengingatkan bahwa mereka adalah hamba Allah.
Hal-hal prinsip dalam hubungan ideologis melebihi daripada asas cinta dan sayang. Cinta dan sayang hanyalah merupakan backup bahwa hal prinsip ditegakkan dalam rumah tangga.
Corcomm BMH Pusat, Imam Nawawi, menilai acara ini penting untuk edukasi kaum muda di bulan Ramadhan, agar kelak kala melakukan pernikahan benar-benar siap dari semua aspek.
“Siap secara kognisi, pengetahuan, attitude, dan tentu saja juga sisi emosional dan spiritual. BMH sangat konsen untuk program yang mendorong pembangunan kualitas manusia, dalam hal ini generasi muda,” pungkasnya.*/Herim