Zakat sebagai dana yang disalurkan untuk pembinaan mualaf memiliki efek langsung dalam menyediakan kebutuhan dasar dan dukungan psikologis bagi mereka, yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan psikologis dan integrasi sosial mualaf.
Berdasarkan hal tersebut Laznas BMH menguatkan dukungan kepada mualaf yang berada di Desa Sesua, Kecamatan Malinau Barat, Malinau, Kalimantan Utara.
“BMH memahami bahwa dalam penelitian psikologi sosial menunjukkan secara langsung, seseorang yang memasuki lingkungan baru sering mengalami krisis identitas, keraguan diri, atau bahkan stigma sosial. Pembinaan mualaf, yang mencakup pendidikan agama, dukungan emosional, dan bimbingan sosial, berperan penting dalam membantu mereka beradaptasi dengan identitas barunya. Inilah mengapa BMH selalu hadir membina mualaf,” terang Kadiv Program dan Pemberdayaan BMH Kaltara, M. Noer Komara (28/10/24).
Sejumlah 35 mualaf yang terdiri dari bapak dan ibu hadir dalam kegiatan pengajian yang BMH laksanakan di Masid Al-Ikhlas dengan dai tangguh Ust. Toto Yusuf. Tampak para mualaf sangat bahagia penuh syukur.
“Terima kasih atas bimbingan yang tak pernah putus kepada kami. Alhamdulillah, kami juga sangat terbantu dengan adanya bantuan BMH berupa 40 Al-Qur’an dan 20 Buku Iqro yang dikirimkan. Di sini, anak-anak saat mengaji bahkan sering harus berbagi satu Buku Iqro untuk dua orang. Bantuan ini benar-benar berarti bagi kami,” tutur Abdul Rahman, pengurus mualaf di Desa Sesua.
Lebih jauh, Komara menambahkan urgensi zakat dalam pembinaan mualaf.
“Pembinaan mualaf yang dibiayai oleh zakat, infak dan sedekah, memperkuat dakwah dengan mendidik mualaf untuk memahami Islam secara mendalam, sekaligus memberikan dukungan dalam bentuk jaringan sosial yang solid. Secara progresif, hal ini meningkatkan ketahanan sosial, di mana mualaf yang dibina dengan baik mampu beradaptasi dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat. Mereka kemudian dapat berkontribusi secara positif dalam memperkuat komunitas Islam secara menyeluruh,” tuturnya.*/Herim