Suatu kejutan penuh kasih sayang tiba. Sebuah pintu kebahagiaan terbuka lebar bagi sekelompok anak yatim yang polos, ya ada 20 anak yatim berkumpul di Masjid An-Nuur, Gedanganak, Kecamatan Ungaran, Timur, Semarang.
BMH, seperti penyuluh dalam kegelapan, telah menyampaikan santunan dan dongeng kebaikan, memenuhi hati kecil mereka dengan cahaya kasih dan harapan.
Kebahagiaan itu memancar dari setiap rona wajah mereka, menyeruak bagai pelangi setelah hujan.
Kedua mata mereka bersinar bagai bintang di langit malam, menceritakan sebuah kisah tentang cinta, kepedulian, dan kasih sayang yang tak terhingga. Setiap detak jantung mereka berirama syukur, memainkan melodi yang manis dan hangat.
“Alhamdulillah BMH berikan santunan kepada 20 anak yatim yang ada di ungaran Timur, Semarang. Ini adalah amanah kebaikan dari para donatur BMH,” terang Koordinator BMH Gerai Ungaran, Junaidi (30/7).
Santunan yang mereka terima bukanlah sekedar bantuan, melainkan secercah harapan yang memantik semangat untuk tetap bermimpi.
Dongeng kebaikan yang disampaikan oleh Kak Salam bukanlah sekadar cerita, melainkan benih kebaikan yang ditanam dalam hati mereka, merangsang imajinasi dan membangkitkan semangat keberanian untuk menghadapi esok.
“Sebuah kebahagiaan yang tak terlukiskan dengan kata-kata, namun dapat dirasakan oleh setiap hati yang terpukau oleh kebaikan. Kami selaku takmir masjid bersyukur BMH telah berikan acara penting bagi anak-anak di sini,” ungkap Takmir Masjid An-Nuur, Bapak Muslimin.
“Ini bukan hanya sebuah momen, tetapi sebuah kenangan yang akan mereka genggam erat, sebuah cerita tentang kasih sayang dan kebaikan yang akan selalu mereka bawa dalam setiap langkah kehidupan mereka. Sekali lagi, terimakasih BMH,” ungkapnya.
Menurut Junaidi dongeng menjadi media baik bagi pendidikan anak, karena bisa meningkatkan skill berbahasa anak bangsa.
“Mendengarkan, membaca, menyimak dongeng dapat membantu anak-anak memperkaya kosakata mereka dan meningkatkan pemahaman mereka tentang struktur kalimat dan narasi. Hal ini penting untuk pengembangan keterampilan berbicara dan menulis mereka,” tutup Junaidi.*/Herim
