amalan yang tidak terputus

Amalan yang Tidak Terputus Meskipun Seorang Muslim Sudah Meninggal

Seorang muslim sudah selayaknya melakukan amal kebaikan di dunia. Sebagai makhluk yang berakal, manusia bisa membedakan antara kebaikan dan keburukan. Terkait amal kebaikan, ada amalan yang tidak terputus meski seorang muslim sudah meninggal. Dengan demikian, ia akan tetap mendapatkan pahala.

Seperti diketahui, amal kebaikan merupakan cara untuk mengetuk rahmat Allah. Berbekal rahmat Allah Ta’ala, seorang muslim bisa masuk surga. Meskipun banyak riwayat yang menjelaskan adanya pelaku dosa yang masuk surga karena rahmat Allah, namun manusia tak pernah tahu mana amalan yang akan diterima olehNya.

amalan yang tidak terputus
selama masih bernafas, muslim harus senantiasa beramal. sumber: istockphoto.com

Atas dasar itulah manusia perlu terus melakukan amalan. Selain itu harus senantiasa berharap agar amalnya diterima. Amalan yang dilakukan merupakan yang terbaik, sebagaimana firman Allah Ta’ala,

“Yang menciptakan kematian dan kehidupan, untuk menguji kamu siapa diantara kamu yang lebih baik amalannya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”. (QS Al-Mulk 2)

Amalan yang Tidak Terputus

Ada cukup banyak ceramah tentang amalan yang tidak terputus yang diberikan oleh ustaz dan ustazah. Namun, tentu, mengulang ilmu adalah hal yang penting agar pemahaman yang dimiliki semakin maksimal.

Seperti diketahui, dalam melakukan amal di dunia, seorang muslim harus berpegang pada dalil. Dengan dalil tersebut, selain mendekatkan pada kebenaran, potensi akan diterima oleh Allah Ta’ala menjadi lebih besar.

Terkait amalan yang tidak terputus, Rasulullah SAW telah memberikan hadits tentang amalan yang tidak terputus ini. Beliau bersabda yang artinya,

“Jika seseorang meninggal dunia maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan do’a anak yang sholeh”. (HR Muslim No. 1631)

amalan yang tidak terputus
sedekah jariyah, termasuk amalan yang tiada terputus. sumber: istockphoto.com

Dengan berpedoman kepada hadits ini seorang muslim bisa hidup visioner dan merancang apa saja yang perlu ia kerjakan. Tentu, ketiga hal di atas juga bisa menjadi orientasi amal yang dikerjakan yang senantiasa dilakukan dengan niat karena Allah Ta’ala.

Contoh Amalan Tidak Terputus Dari Sahabat Nabi

Para sahabat Nabi SAW telah memberikan contoh penerapan hadits di atas. Salah satu contohnya adalah kisah sumur Raumah.

Sejak masa lalu hingga kini sumur Raumah peninggalan Utsman bin Affan ra masih digunakan masyarakat. Sumur tersebut merupakan bagian dari sedekah jariyah semasa hidupnya. Beliau membeli sumur tersebut dari orang Yahudi. Dan akhirnya sumur itu menjadi tabungan akhirat bagi beliau.

Utsman bin Affan merupakan salah satu sahabat Nabi Saw yang terkenal dermawan. Bahkan, dalam perang Tabuk, beliau mengeluarkan 300 ekor unta dan 1.000 dinar sebagai biaya perang. Dengan apa yang dilakukannya, Rasulullah SAW menyampaikan bahwa tidak ada yang membahayakan Utsman bin Affan setelah pengorbanannya itu.

amalan yang tidak terputus
sumur Raumah, peninggalan sahabat Usman bin Affan. sumber: akamaized.net

Selain itu, sahabat lain pun juga tidak ketinggalan. Umar bin Khattab dan Abu Bakr bahkan berlomba mengeluarkan hartanya untuk perjuangan di jalan Allah. Mereka memahami bahwa apa yang dilakukan akan menjadi pahala jariyah jika dilakukan atas niat karena Allah Ta’ala.

Apa yang Dibutuhkan?

Untuk merealisasikan tiga amalan yang tidak terputus di atas, tentu ada hal yang dibutuhkan. Beberapa diataraya adalah:

Harta

Dalam mengaplikasikan tuntunan sedekah jariyah, seorang muslim membutuhkan harta. Tentu saja, harta harus didapatkan dengan cara yang halal. Seorang muslim jangan sampai bersedekah dengan harta haram.

“Bekalmu haram, kendaraanmu haram dan hajimu mendatangkan dosa dan tidak diterima”. (HR At-Thabrani)

Jika ingin sedekah menjadi amalan yang tidak terputus, seorang muslim harus mengusahakannya dengan cara yang baik. Tujuan yang baik tidak akan pernah bisa dicapai kecuali dengan menggunakan cara yang baik.

Dengan diperlukannya harta untuk sedekah, menegaskan bahwa seorang muslim harus bekerja keras. Dengan demikian, ia tidak hidup dalam kemiskinan dan bisa melakukan sedekah. Selain kemiskinan mendekatkan pada kekufuran, bersedekah memiliki banyak keutamaan. Sepatutnya hal itu bisa menjadi motivasi seorang muslim.

Hal ini sesuai dengan firman Allah yang artinya,

“Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki dan Allah Maha luas lagi Maha Mengetahui.” (QS Al-Baqarah 261)

Ilmu

Selain bisa mengaplikasikan hadits di atas dengan harta, seorang muslim juga bisa melakukan dengan ilmu. Dengan ilmu manusia bisa selamat hidup di dunia hingga akhirat. Maka tidak mengherankan jika orang yang berilmu akan diangkat derajatnya oleh Allah Ta’ala.

Dan apabila dikatakan “Berdirilah kamu maka berdirilah”. Niscaya Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha teliti apa yang kamu kerjakan. (QS Al-Mujadilah 11)

amalan yang tidak terputus
ilmu yang bermanfaat bisa menjadi amal kebaikan. sumber: istockphoto.com

Orang-orang berilmu dapat melakukan amal jariyah dengan mengajarkan ilmunya pada orang lain. Ketika orang tersebut mengamalkan ilmu itu, akan terus mengalirkan pahala. Hal ini sebagaimana penjelasan dari Rasulullah SAW,

“Barangsiapa menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR Muslim No. 1839)

Keturunan

Terakhir untuk mendapatkan pahala jariyah seorang muslim saat memiliki keturunan. Tetapi dalam hadits di atas terdapat catatan bahwa doa yang akan Allah terima hanyalah dari anak yang sholeh/sholehah.

Dari hadits di atas seakan Rasulullah menegaskan bahwa setelah mendapatkan keturunan, orang tua masih punya kewajiban. Orang tua berkewajiban untuk mendidik buah hatinya agar menjadi generasi sholeh dan sholehah.

Rasulullah pernah bertanya kepada para sahabat, “Tahukah engkau siapa yang mandul?”, para sahabat menjawab “Orang yang mandul adalah orang yang tidak mempunyai anak”. Lalu Rasulullah SAW menjelaskan, “Orang yang mandul ialah yang mempunyai banyak anak, tetapi anak-anaknya tidak memberi manfaat kepadanya setelah dia meninggal dunia”. (HR Ahmad)

amalan yang tidak terputus
menjadikan anak sholeh adalah tugas orang tua. sumber: istockphoto.com

Dengan menggunakan ketiga modal di atas, seorang muslim bisa melakukan apa yang disabdakan oleh Rasulullah. Namun jika belum memiliki ketiganya, apa yang dimiliki akan lebih baik jika digunakan semampunya, salah satunya adalah sedekah.

Rasulullah mengajarkan agar umatnya bisa sedekah baik di waktu lapang maupun sempit. Pasalnya, selain membersihkan harta, sedekah adalah bukti kepedulian antar sesama muslim.

Baitul Maal Hidayatullah menyediakan layanan sedekah online yang bisa dimanfaatkan. Dengan layanan ini, Anda bisa bersedekah kapan saja dan di mana saja. Sedekah yang diberikan akan menjadi catatan amal jariyah yang nantinya memberikan pahala yang tiada terputus.

Berita Terkait

Lembaga Amil Zakat Nasional Baitul Maal Hidayatullah (BMH) Merupakan lembaga amil zakat yang bergerak dalam penghimpunan dana Zakat, infaq, sedekah, Wakaf dan Hibah berikut dana sosial kemanusiaan dan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan, dan melakukan distribusi melalui program pendidikan, dakwah, sosial kemanusiaan dan ekonomi secara nasional.