Ali Imron namanya. Pria 43 tahun itu kini tugas dakwah di Bengkayang, daerah minoritas.
“Alhamdulillah saya sudah tugas di Bengkayang sejak 2018. Sekarang membina 14 santri di area pesantren yang seluas 800 meter persegi, yang berada di Jalan Sanggauledo, Sebalo, Bengkayang,” tutur pria asal Demak itu.
Sekalipun berada di daerah minoritas pria yang oleh para santri dipanggil Abah itu mengaku tidak ada tantangan berarti.
“Alhamdulillah kalau toleransi di sini sangat bagus. Hanya saja tantangan dakwahnya itu adalah jarak perjalanan dari satu desa ke desa lainnya yang cukup jauh. Misalnya saya dari kelurahan Sebalo mau ke Dusun Beringin, Kecamatan Suti Semarang, karena jalannya jelek butuh waktu sampai 4 jam,” tuturnya.
Ustad Ali Imron pun bersyukur karena tantangan itu terjawab dengan adanya bantuan motor dakwah dari bmh dan BRILiaN.
“Sekarang sudah ada motor trail jadi lumayan membantu tidak terlalu capek untuk perjalanannya,” ungkapnya.
Kini ustad Ali Imron semakin dipercaya oleh masyarakat.
“Mohon doa restu insya Allah kami akan membangun pesantren putra tidak jauh dari lokasi kami saat ini, semoga dakwah di Bengkayang semakin kuat dan layanan pendidikan kami semakin baik,” ujarnya semangat.*/Herim