Nazma Iskandar Putri, seorang santri tahfidz di Pesantren Daar El-Ma’arif, sering kali merasa kerepotan ketika tugas piket masak datang. Baginya, memasak nasi untuk 37 temannya menggunakan kompor adalah tugas yang memakan waktu dan energi.
“Saat pagi, waktu sangat terbatas, dan harus cepat-cepat masuk kelas. Memasak nasi di kompor membutuhkan waktu yang lama, dan kami harus berbagi waktu dengan tugas-tugas lainnya. Tapi ini keadaan yang harus saya hadapi, tetap harus dijalani dengan semangat tinggi,” ujar Nazma.
Kebutuhan gas yang tinggi juga mengakibatkan peningkatan pengeluaran pondok. Namun, berita baik datang untuk Nazma dan teman-temannya, karena Laznas BMH (Baitul Maal Hidayatullah) memberikan bantuan berupa rice cooker.
Roni Hayani, Kepala Divisi Program dan Pendayagunaan BMH Perwakilan Banten, menjelaskan, “Kami memberikan rice cooker ini bukan untuk memanjakan santri, tetapi untuk meningkatkan efisiensi mereka dalam belajar. Dengan bantuan ini, mereka dapat menghemat waktu dan energi untuk fokus pada pendidikan mereka.”
Bantuan rice cooker ini diharapkan dapat membantu Nazma dan teman-temannya dalam memasak nasi dengan lebih efisien, sehingga mereka memiliki lebih banyak waktu untuk belajar dan berkembang.
“Terimakasih kepada BMH, bantuan ini membuat kami bisa masak dan kami tetap bisa melakukan rangkaian kegiatan pagi, mulai dzikir, muroja’ah, serta berbagai aktivitas persiapan yang rutin kami lakukan. Terimakasih, semoga semua donatur BMH hidup dalam berkah dan rahmat Allah Ta’ala,” tutur Nazma dan teman-temannya.*/Herim