Dalam arus kehidupan yang penuh hiruk pikuk, sebuah madrasah kecil di Boyolali, Maditaka, menyimpan kisah perjuangan yang mengharukan. Selama ini, para santri dan pengasuhnya harus berjibaku dengan masalah ketersediaan air bersih. Namun, berkat kepedulian Laznas Baitul Maal Hidayatullah (BMH), kini mereka bisa tersenyum lega.
BMH telah berhasil membangun sumur bor ke-17 di Maditaka, sebuah langkah berani yang memberikan harapan baru bagi para santri. Dengan adanya sumur bor ini, para santri dapat dengan mudah memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari, seperti untuk wudhu, mandi, dan mencuci.
“Sejak madrasah ini berdiri, air menjadi tantangan besar bagi kami,” ujar Bapak Kyai Ahmad Wahyudi, Ketua Maditaka.
“Namun, berkat bantuan BMH, masalah ini akhirnya teratasi. Kami sangat bersyukur dan berterima kasih atas kebaikan mereka,” tegasnya melanjutkan.
Senada dengan Kyai Wahyudi, Sunarto, selaku Koordinator BMH Perwakilan Jawa Tengah Gerai Boyolali, juga menyampaikan rasa syukurnya.
“Ini adalah sebuah pencapaian yang membanggakan bagi kami. Semoga semua pihak yang terlibat mendapatkan pahala yang berlimpah,” ujarnya.
Kehadiran sumur bor ini tidak hanya memberikan manfaat bagi para santri, tetapi juga menjadi inspirasi bagi masyarakat luas. KUA Karanggede, Bapak Arifin, S.Sos.I, dalam sambutannya menekankan pentingnya kolaborasi dalam mewujudkan kebaikan.
“Dengan bekerja sama, kita dapat menciptakan dampak yang lebih besar bagi masyarakat,” ujarnya.
Kisah perjuangan para santri Maditaka dan kepedulian BMH ini mengajarkan kita tentang arti berbagi dan kepedulian terhadap sesama. Menyediakan akses air bersih bagi mereka yang membutuhkan adalah tindakan yang sangat mulia. Setiap tetes air yang mengalir dari sumur bor ini adalah simbol harapan dan kehidupan baru.*/Herim