menyikapi-masa-lalu-yang-kelam-menurut-Rasulullah

Resah dengan Masa Lalu Suami

Assalamualaikum Warahmatullah wabarakatuh

Ustadz yang saya hormati, saya Karina 26 tahun, 3 tahun usia pernikahan kami, suami 26 tahun, dengan dua orang anak, pertama usia 2 tahun dan yang kedua masih 4 bulan dalam kandungan.

Kami menikah tanpa pacaran, tidak mengetahui masa lalu masing-masing. Sampai tiba saat dimana saya menemukan file foto-foto mesra suami dengan mantan tunangannya.

Hati saya gusar mengingat foto-foto mereka, tangan saya gemetar, lutut saya lemas, kepala saya panas.

Saya kehilangan kepercayaan, malas melayani suami, merasakan perasaan kecewa, marah bahkan –maaf—jijik.

Tapi suami saya selama ini begitu baik, shalih dan bertanggung jawab dengan selalu memberikan nafkah secara penuh untuk saya dan anak. Sebaiknya apa yang harus saya lakukan?. Mohon arahan dan bimbingannya.

Wassalamu’alaikum  

Karina – Batam

Jawaban

Wa’alaikumussalam Warahmatullah wabarakatuh

Ibu Karina yang dirahmati Allah, pernikahan adalah momen membangun sebuah hubungan, yang di dalamnya terdapat dua orang saling mencintai, mengasihi dengan menghadirkan rasa saling percaya satu sama lain.

Sikap Anda saat ini adalah sikap yang masih dapat dikatakan ‘wajar’, asalkan tidak berkelanjutan.

Solusinya, coba Anda komunikasikan perasaan Anda dengan suami. Ini penting Anda lakukan, bahkan jika itu sulit sekalipun.

Sebagai saran, saya sampaikan poin-poin larangan dan anjuran berikut ini:

Pertama, jangan mengabaikan kewajiban melayani suami apalagi sampai meninggalkannya, ketika suami sudah mau menceritakan masa lalunya kepada Anda, dan bersyukurlah, walaupun mungkin masa lalu tersebut kelam sekalipun.

Bagaimanapun masa lalunya, maka biarkanlah berlalu, yang terpenting adalah kehidupan saat ini dengan Anda yang akan lebih baik dari sebelumnya.

Kedua, jangan berubah sikap kepada suami, sebab, selain akan membuat suami sedih, ia pun akan kehilangan rasa percaya dirinya. Ingat, hilangnya dukungan dari orang yang dicintainya bukan tidak mungkin ia akan kembali melakukan hal yang sama seperti masa lalunya.

Ketiga, jangan merasa sulit untuk menerima masa lalu suami, sebab ketika Anda memutuskan untuk menikah dengan suami Anda, sebaiknya terima juga segala kekurangan dan kelemahannya termasuk tentang masa lalunya. Insya Allah hubungan Anda akan langgeng ketika sama-sama menghadirkan rasa saling mengerti dan memahami.

Keempat, jangan kehilangan respek dan penghargaan kepada suami. Ingat, masa lalu suami, seharusnya tidak jadi masalah, ketika suami Anda dengan terbuka menceritakannya kepada Anda.

Alangkah baiknya jika Anda menerimanya, hindarkan melihat masa lalunya, akan tetapi lihatlah usahanya untuk memperbaiki dan berubah lebih baik seperti saat ini yang telah ia lakukan kepada Anda dan anak.

Kelima,  jangan mengungkit kembali masa lalunya, akan lebih baik bila Anda hanya sekedar tahu dan tidak melibatkan prasangka buruk.

Ingat, tidak jarang akibat buruk dari sifat sering mengungkit masa lalu, akan menimbulkan rasa kesal, amarah, juga berakibat hubungan yang toxic dalam keluarga.

Pesan pentingnya, tetaplah fokus dengan masa depan, daripada mempermasalahkan masa lalu yang mungkin juga sudah dilupakan oleh suami Anda.

Kuatkan hubungan dengan Allah melalui munajat dan doa untuk mendapatkan karunia dan rahmat-Nya. “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas (dengan menzalimi) dirinya sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Az-Zumar: 53). Wallahu a’lam

Wassalamu’alaikum

Warahmatullah wabarakatuh

Berita Terkait

Lembaga Amil Zakat Nasional Baitul Maal Hidayatullah (BMH) Merupakan lembaga amil zakat yang bergerak dalam penghimpunan dana Zakat, infaq, sedekah, Wakaf dan Hibah berikut dana sosial kemanusiaan dan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan, dan melakukan distribusi melalui program pendidikan, dakwah, sosial kemanusiaan dan ekonomi secara nasional.