Bukan sekadar gotong royong biasa, inilah semangat luar biasa yang terpancar dari Pulau Buru. Ahad (8/9/24), Laznas BMH Maluku bersama santri dan masyarakat setempat menggelar aksi bersih-bersih lahan. Bukan untuk pesta rakyat, tapi untuk mewujudkan mimpi besar: membangun asrama bagi para penghafal Al-Qur’an di Pondok Pesantren Hidayatullah Savanajaya.
Bayangkan, di tengah pulau yang jauh dari hiruk pikuk kota, mereka bahu-membahu membersihkan lahan seluas 30×20 meter. Cangkul, sapu lidi, bahkan tangan kosong pun jadi senjata untuk meratakan tanah, menyingkirkan semak belukar. Bukan pekerjaan mudah, tapi semangat mereka tak pernah padam.
“Asrama yang layak adalah sarana utama untuk mencetak generasi yang hebat dan berkarakter Qur’an,” ujar Zulkarnain, Kadiv Prodaya BMH Maluku, dengan penuh keyakinan.
Bukan hanya BMH, para santri pun ikut turun tangan. Ustadzah Indah Wakano, pengasuh putri, bahkan mengaku sudah tak sabar melihat adik-adik santrinya bisa segera menempati asrama baru.
“Senang kalau bisa segera tinggal di asrama baru,” ungkapnya dengan mata berbinar.
“Asrama yang ada sudah lama dan masih jauh dari kesempurnaan. Saya dan teman-teman selalu berdoa semoga Allah mudahkan penyelesaiannya.”
Di balik aksi gotong royong ini, ada pesan yang mengharukan. Bahwa membangun masa depan generasi Qur’ani bukanlah tugas satu pihak, tapi tanggung jawab bersama. BMH, santri, dan masyarakat Pulau Buru membuktikan bahwa dengan kebersamaan, mimpi besar pun bisa terwujud.
Pulau Buru kini bukan hanya tentang sejarah kelam masa lalu, tapi juga tentang harapan cerah masa depan. Asrama yang sedang dibangun ini adalah simbol semangat mereka untuk mencetak generasi Qur’ani yang tangguh, yang siap menerangi dunia dengan cahaya Al-Qur’an.*/Herim