fakta-unik-pompeii

Pompeii, ‘Kota Maksiat’ yang Dikubur Lahar

Penghancuran total Pompeii telah menjadi legenda, dunia bisa menyaksikan Allah memberi azab masyarakat yang punya kebiasaan maksiat dan LGBT

Pompeii terletak di Campania, sekitar 23 kilometer tenggara Napoli, dekat pelabuhan, Italia. Letusan Gunung Vesuvius pada 75 SM menghancurkan dan mengubur masyarakat di situ, di bawah abu panas vulkanik dan batu arang setinggi 13 dan 20 kaki.

Konon, letusan Gunung Vesuvius yang ini mengeluarkan material setinggi lebih dari 30 kilometer, ke stratosfer. 1,5 juta ton puing dan batuan cair diluncurkan setiap detik.

Total energi yang dilepaskan dari gunung berapi yang meletus selama dua hari itu setara dengan 100.000 kali energi bom atom Hiroshima.

Jumlah korban tewas masih belum diketahui. Ilmuwan memperkirakan kepulauan itu memiliki populasi 20.000. Sejauh ini, 1.500 telah ditemukan. 

Yang menarik, di balik reruntuhan ini seolah kehidupan dan segala hal dari kebiasaan masyarakatnya tidak hancur, seolah Tuhan ingin menunjukkan kepada kita bagaimana sesungguhnya kondisi mereka. Khususnya kehidupan lupanar (rumah bordil, dalam bahasa Latin).

Peneliti pada abad ke-16  menemukan kondisi mereka yang membeku ini , seolah ingin diabadikan langsung oleh Allah. Saat ini Pompeii menjadi tujuan wisata populer dan masuk dalam Situs Warisan Dunia UNESCO.

2,5 juta wisatawan mengunjungi tempat ini dalam setahun, bisa melihat pelajaran berharga kehidupan buruk masyarakat dan maksiat mereka di masa lalu.

Budaya Maksiat

Ketika Pompeii ditemukan kembali dan digali pada tahun 1800-an, sisa-sisa kerangka penduduk Pompeii terungkap.

Selama penggalian, para arkeolog telah menemukan 25 rumah bordil yang terbesar di seluruh kota. Prostitusi di fasilitas khusus atau area khusus. Penjaja wanita dapat ditemukan di mana-mana: di jalanan, di lingkungan teater, dan bahkan di kuburan kota.

Ada banyak lukisan dinding erotis di dalam rumah bordil yang menampilkan pelayanan-pelayanan dalam bentuk menu ilustratif. Rumah bordil terbesar dan paling terawat yang ditemukan adalah Lupanare, berasal dari ‘Lupa’ (serigala betina), yang merupakan bahasa gaul yang berarti pelacur.

Selain telah banyak rumah pelacuran, arkeolog mendapatkan petunjuk seksual eksplisit seperti lingga, gambar porno, grafiti yang bersifat erotis dan melalui analisis struktur kamar rumah pelacuran.

Begitu pula dengan berbagai pemandian di Pompeii, arkeolog mengungkapkan banyak karya seni erotis yang dipajang di dinding. Pria dan wanita, pria dan pria – orang kaya dan orang miskin berbaur telanjang dan melakukan aktivitas seksual.

Melacur pekerjaan bergaji tinggi

Penting untuk mempertimbangkan fakta bahwa hampir 80% populasi Pompeii miskin dan bahwa prostitusi saat itu adalah salah satu dari sedikit karir bergaji tinggi yang tersedia untuk warga negara kelas bawah, dengan upah hampir tiga kali lebih banyak daripada pekerja kelas pekerja.

Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa ratusan warga yang terperangkap di gudang perahu Herculaneum ketika mencoba melarikan diri akan menderita kematian yang menyiksa — secara harfiah dipanggang dengan lambat hidup-hidup , sambil tersedak asap berbahaya.

 Setelah pembantaian tersebut, sebuah prasasti yang mengerikan ditinggalkan di salah satu dinding Pompeii oleh seseorang yang mencari jalan melalui puing-puing. Ditulis dengan sepotong arang, kata Latin yang pudar itu berbunyi: Sodom Gomora.

Tentu saja, apa yang terjadi di Pompeii dan Herculaneum sangat mirip dengan catatan alkitab tentang Sodom dan Gomora, juga kisah kaum Nabi Luth, yang dihujani batu api akibat ulah mereka. []

Berita Terkait

Lembaga Amil Zakat Nasional Baitul Maal Hidayatullah (BMH) Merupakan lembaga amil zakat yang bergerak dalam penghimpunan dana Zakat, infaq, sedekah, Wakaf dan Hibah berikut dana sosial kemanusiaan dan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan, dan melakukan distribusi melalui program pendidikan, dakwah, sosial kemanusiaan dan ekonomi secara nasional.