Di tengah hamparan perkebunan sawit yang luas, Panti Asuhan Tunas Bangsa menjadi tempat berlindung bagi 55 anak yatim piatu yang penuh semangat. Meski telah menerima bantuan sumur bor yang sangat dibutuhkan, perjuangan mereka belum berakhir. Di balik senyum ceria mereka, tersembunyi kerinduan akan kenyamanan sederhana yang sering kita lupakan: kasur yang layak untuk beristirahat.
Bayangkan, puluhan anak-anak bermimpi menjadi penghafal Al-Qur’an, namun harus bergelut dengan kasur usang dan berkutu setiap malam. Busa yang menipis, pinggiran yang koyak, dan sarung yang luntur menjadi pemandangan sehari-hari. Bahkan, Irfan Syahputra Munte, salah satu anak asuh, seringkali memilih tidur di lantai yang dingin karena tak tahan dengan kondisi kasurnya.
“Kadang kalau malam suka kedinginan,” ujar Irfan lirih.
“Kami harap bisa gunakan kasur yang bagus. Sehingga kami bisa tidur dengan nyaman dan tidak kedinginan lagi.”
Kisah Irfan dan teman-temannya bukanlah cerita tunggal. Di berbagai penjuru negeri, anak-anak yatim piatu lainnya menghadapi kenyataan serupa. Mereka berjuang meraih mimpi di tengah keterbatasan, merindukan kenyamanan yang seharusnya menjadi hak dasar setiap anak.
BMH mengajak kita semua untuk membuka hati dan mengulurkan tangan. Melalui program Sedekah 100 Kasur Santri, kita bisa memberikan hadiah berharga bagi mereka: tidur nyenyak di atas kasur baru yang layak. Bersama-sama, mari kita wujudkan mimpi indah mereka dan berikan secercah harapan di tengah perjuangan hidup.
“Keadaan santri seperti hal tersebut tidak hanya terjadi di Labuhan Batu, di daerah lain pun nyaris sama,” ungkap Lukman BAMS, ketua BMH Sumatera Utara.
“Melalui kelapangan hati dan empati, kita bisa bantu mereka memiliki kasur baru yang layak. Bersama BMH, mari dukung perjuangan Irfan dan kawan-kawannya untuk memakai kasur layak dan perlengkapan lainnya.”
Setiap donasi yang kita berikan, sekecil apapun, akan menjadi langkah besar bagi mereka. Mari bersama-sama, kita ukir senyuman di wajah mereka dan berikan mereka kesempatan untuk bermimpi lebih besar lagi.*/Herim