Program pendidikan di pesantren tidak hanya mengandalkan ilmu agama dan keterampilan spiritual. Kesejahteraan fisik para santri, terutama pemenuhan gizi, juga menjadi elemen penting untuk mendukung proses belajar yang optimal.
Itulah mengapa Lembaga Amil Zakat Nasional Baitul Maal Hidayatullah (Laznas BMH) meluncurkan program Beras Santri Tahfidz di Sulawesi Selatan, yang bertujuan untuk memastikan kebutuhan gizi santri tercukupi.
Pada bulan November 2024, Laznas BMH berhasil menyalurkan sebanyak 1.500 kg beras ke berbagai pesantren di Sulawesi Selatan.
Beras tersebut tidak hanya menjadi makanan pokok. Tetapi juga merupakan bagian dari upaya untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh santri, yang pada gilirannya mendukung proses belajar mereka.
Pesantren-pesantren yang menerima distribusi beras tersebut antara lain Yayasan Ashabul Kahfi di Makassar, Ponpes Ummul Qura di Maros, Ponpes Al Islam Makassar, Yayasan Madinatul Iqram di Barru, Ponpes Hidayatullah Pangkep, Yayasan Daarul Hijrah di Maros, dan Yayasan Ahlussuffa di Towuti.
Menurut Ustadz Zainuddin, Ketua Yayasan Madinatul Iqram di Barru, terpenuhinya kebutuhan pangan santri sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan mereka.
“Dengan kebutuhan beras santri yang terpenuhi, kami bisa menjaga agar mereka tetap sehat dan dalam kondisi optimal untuk belajar. Ini penting agar mereka bisa mencapai prestasi yang diharapkan,” ungkapnya.
Program ini tidak hanya menyentuh aspek gizi, tetapi juga turut membantu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan para santri, khususnya dalam mengejar hafalan Al-Quran dan ilmu agama.
Basori Shobirin Kadiv Prodaya dan Pemberdayaan Laznas BMH Sulawesi Selatan, menyampaikan bahwa penyaluran beras ini merupakan bagian dari upaya untuk memastikan anak-anak yang berasal dari berbagai lapisan ekonomi dan status sosial, terutama yang termarginalkan, dapat memperoleh pendidikan yang layak dan kebutuhan dasar mereka tercukupi.
“Ini adalah kontribusi para donatur yang ingin bersama-sama berproses menghadirkan beras santri dan memastikan anak-anak tersebut mengenyam pendidikan tanpa khawatir soal pemenuhan kebutuhan pangan mereka,” ujar Basori.
Peran Zakat, Infak, dan Sedekah dalam Pendidikan
Program Beras Santri ini adalah contoh nyata bagaimana zakat, infak, dan sedekah tidak hanya memberikan manfaat secara spiritual, tetapi juga berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, khususnya di kalangan santri.
Melalui sumbangan yang diberikan oleh donatur, Laznas BMH mampu mengurangi beban ekonomi pesantren-pesantren yang seringkali kekurangan dana untuk memenuhi kebutuhan dasar santri, termasuk gizi yang memadai.
Dengan pemenuhan kebutuhan pangan yang baik, santri dapat belajar dengan tenang dan fokus. Mereka tidak lagi harus terganggu oleh kelaparan atau kondisi fisik yang lemah. Sebaliknya, mereka dapat lebih maksimal dalam mengikuti proses pendidikan dan mengejar prestasi, baik dalam bidang agama maupun akademik.
Inilah bukti bahwa zakat, infak, dan sedekah memiliki dampak langsung terhadap pembangunan generasi penerus bangsa.
Selain memberikan manfaat sosial dan material, kontribusi ini juga menyentuh aspek moral dan spiritual. Keduanya aspek yang sangat penting dalam membentuk karakter santri sebagai calon pemimpin umat di masa depan.
Membangun Masa Depan Bangsa Melalui Pendidikan yang Sehat
Kisah program Beras Santri ini mengingatkan kita bahwa pendidikan yang berkualitas tidak hanya tentang buku dan pelajaran. Walakin juga tentang memastikan kesejahteraan para pelajar.
Dengan memenuhi kebutuhan dasar mereka, seperti gizi yang baik, kita turut berperan dalam membentuk generasi muda yang sehat. Generasi bangsa yang cerdas, dan siap menghadapi tantangan zaman.
Melalui sumbangan zakat, infak, dan sedekah, kita tidak hanya membantu anak-anak untuk belajar. Lebih jauh juga berkontribusi dalam menciptakan masa depan yang lebih baik.
Sebagai masyarakat, mari terus mendukung program-program kebaikan ini. Kedepan setiap santri di Indonesia bisa meraih cita-cita mereka tanpa terkendala oleh keterbatasan. Sungguh, melalui pendidikan yang sehat dan layak, kita tengah membangun fondasi bangsa yang lebih kuat dan berkeadilan.*/Herim