Dalam bagian demi bagian bentangan keindahan alam Sulawesi Barat, tersembunyi sebuah desa transmigran bernama Sejati, Kecamatan Tobadak, Mamuju Tengah, yang menyimpan cerita perjuangan anak-anak muda dalam menuntut ilmu dan menghafal Al-Qur’an di Rumah Quran Hidayatullah.
Jalanan berliku, medan terjal, dan akses terbatas tak menghalangi semangat tim BMH Sulbar untuk menjangkau mereka. Rabu dini hari, 18 September 2024, menjadi saksi bisu perjalanan panjang mereka.
Pukul 03.30 WITA (18/9/24), tim BMH memulai perjalanan dari kantor mereka, menempuh jarak 130 km selama 4 jam menuju Desa Sejati. Namun, tantangan baru muncul. Jalanan yang rusak dan berlumpur memaksa mereka berganti kendaraan, dari mobil yang nyaman menjadi motor bebek dan motor trail yang tangguh.
“Perjalanan ini memang penuh tantangan,” ujar salah seorang anggota tim BMH sambil menyeka keringat di dahinya. “Tapi, melihat senyum bahagia para santri saat menerima bantuan, semua lelah itu hilang seketika.”
Di tengah hutan sawit dan perbukitan, tim BMH terus melaju, melewati jalanan yang seolah tak berujung. Motor mogok, tersesat, baju kotor, bahkan terjatuh dari motor, semua menjadi bagian dari petualangan mereka. Namun, semangat mereka tak pernah padam.
“Doa dan dukungan dari para donaturlah yang membuat kami kuat,” ungkap salah seorang anggota tim dengan mata berbinar. “Kami ingin memastikan bahwa bantuan ini sampai kepada mereka yang membutuhkan, tak peduli seberapa jauh dan sulit medannya.”
Akhirnya, setelah perjuangan panjang, tim BMH tiba di Rumah Qur’an Hidayatullah, disambut dengan sorak sorai dan pelukan hangat dari para santri. Bantuan Al-Qur’an dan seragam yang mereka bawa menjadi angin segar bagi 60 santri transmigran yang tengah berjuang menuntut ilmu.
“Terima kasih BMH, terima kasih para donatur,” ucap salah seorang santri dengan mata berkaca-kaca. “Bantuan ini sangat berarti bagi kami. Semoga Allah membalas kebaikan kalian.”
Di Desa Sejati, semangat berbagi dan kepedulian telah menumbuhkan harapan baru. Bantuan dari BMH bukan hanya sekadar materi, tetapi juga menjadi bukti nyata bahwa mereka tidak sendirian dalam perjuangan mereka.
BMH Sulbar telah menunjukkan bahwa jarak dan medan bukanlah penghalang untuk berbagi kebaikan. Mereka adalah inspirasi bagi kita semua, bahwa dengan semangat dan tekad yang kuat, kita bisa menjangkau mereka yang membutuhkan, bahkan di pelosok negeri yang terpencil.*/Herim
