Berkumpulnya beberapa orang kadang tidak menghasilkan kekuatan apapun. Hal itu terjadi karena perkumpulan itu tidak memiliki visi. Nah, bagi amil zakat sebuah lembaga, tentu berbeda. Selain visi, mereka mengemban amanah keumatan dan kebangsaan yang tidak ringan.
Menyadari itu, Lembaga Amil Zakat Nasional Baitul Maal Hidayatullah (Laznas BMH) Sulawesi Selatan terus mengokohkan kebersamaan antar amil melalui gelaran malam bina iman dan takwa (MABIT).
“Amil bukan perkumpulan biasa, tapi berhimpunnya kita semua, sebagai amil adalah dalam rangka memberi dampak kebaikan bagi semua. Zakat, infak dan sedekah adalah amanah pembangunan umat dan bangsa. Karena itu, fokus membangun kultur kerja kompak bagi amil zakat adalah keniscayaan,” terang Kepala BMH Perwakilan Sulawesi Selatan, Kadir (1/11/24).
Kadir memang tampak sangat memaksimalkan momentum itu untuk meneguhkan kesadaran amil.
Pria murah senyum itu bahkan selalu terdepan dalam setiap rangkaian agenda, termasuk sesi games dihari berikutnya, yang berlangsung meriah di Lembah Wadu Mubarak-Maros.
Even itu terasa semakin spesial dengan kehadiran tim instruktur dari Pesantren Lorong Raudah Indonesia, Ust. Rahim Mayau. Tampak caranya mengatur sesi demi sesi acara membuat seluruh amil terus bergairah.
“Tak boleh ada amil yang melemah apalagi sampai padam semangatnya, harus terus menyala,” ucap Ust. Rahim.
Tak sebatas intelektual dan fisik yang menjadi tempaan dalam kegiatan yang berlangsung ceria itu. Seluruh amil juga ditempa secara spiritual.
“Saya senang sekali mengikuti kegiatan ini. Karena sisi spiritual mendapat porsi utama. Mulai sholat berjamaah dan juga sholat tahajud, saya rasakan sangat nikmat sekali. Apalagi setiap peserta juga wajib mengikuti sesi tahsin,” ungkap seorang amil, Aditiya..
Di hari kedua, beberapa permainan yang melibatkan peserta memiliki tujuan untuk membangun tim yang solid, seperti permainan tradisional patappe secara estafet yang mengunakan alat karet gelang untuk menembak seutas tali yang atasnya terdapat karet gelang, permainan kedua tim berkontestasi bola, sebagai tahap akhir tim membuat gambar sketsa visi ke depan.
Rahim Mayau, sebagai pendamping tim, beliau mengantar peserta agar mampu memaknai setiap sesi menjadi renungan dan hikmah serta kesimpulan untuk saling menguatkan antar tim.
“Setiap organisasi, komunitas atau dalam dunia kerja selalu memiliki job desk, fokus saja pada tugas-tugas kita, sebab untuk tujuan-tujuan besar selalu dimulai dari merencanakan, melaksanakan, monitoring dan evaluasi, jadi kalo fokus, maka tujuaan besar organisasi akan mudah tercapai karena saling berkolaborasi dan memberikan konstribusi,” urai Ust. Rahim memandu seluruh amil memaknai kegiatan hari itu.*/Herim