Di tepi Sungai Deli yang kerap meluap, tepatnya di Jalan Brigjen Katamso, Gang Kenangan Bawah, Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Medan Maimun, berdiri sebuah rumah sederhana. Rumah itu milik Bu Rosniaty, seorang wanita tangguh yang tak kenal lelah mengabdikan diri untuk mencerdaskan anak-anak di lingkungannya melalui pendidikan Al-Quran. Ia guru mengaji.
Sejak suaminya berpulang pada 1998, Bu Rosniaty membesarkan ketiga anaknya seorang diri. Kehidupan yang serba terbatas tidak menyurutkan semangatnya untuk berbuat lebih.
Lima tahun lalu, ia mendirikan Rumah Quran Uwo Puput. Ia punya cita-cita mulia, mengajarkan Al-Quran dan materi keislaman lainnya kepada anak-anak bantaran Sungai Deli.
Sejak itu, setiap sore dan malam, sebanyak 20 anak berkumpul di rumahnya, belajar mengaji dengan penuh antusias.
Namun, perjuangan itu tidak mudah. Lokasi rumah yang berada persis di pinggiran sungai membuat aktivitas belajar sering terganggu.
“Kadang dalam sebulan bisa tiga kali banjir, tergantung curah hujan di area Gunung Berastagi,” ujar Bu Rosniaty.
Air yang meluap bahkan bisa mencapai setinggi lutut. Meski demikian, ia memilih tegar.
“Saya anggap ini sebagai pengabdian, untuk bekal saya nanti di akhirat,” tuturnya dengan senyum tulus.
Melihat dedikasi dan ketulusan hati Bu Rosniaty, Baitul Maal Hidayatullah (BMH) Sumatera Utara terpanggil untuk memberikan apresiasi.
“BMH memberikan penghormatan dan upaya memuliakan para pejuang pendidikan seperti Bu Rosniaty dengan memberikan tunjangan guru setiap bulannya,” ungkap Osman Ali, Kepala Divisi Program dan Pemberdayaan BMH Sumatera Utara, Senin (25/11).
Peran Zakat, Infak, dan Sedekah dalam Membangun Masyarakat
Kisah Bu Rosniaty adalah contoh nyata bagaimana zakat, infak, dan sedekah (ZIS) berperan penting dalam membangun masyarakat yang lebih baik dari sisi religiusitas, sosial, dan pendidikan. Dana ZIS yang disalurkan melalui lembaga amil zakat seperti BMH menjadi jembatan yang menghubungkan kedermawanan para donatur dengan kebutuhan riil di lapangan.
“Melalui zakat dan sedekah bersama BMH, kita jadikan pijar penerang untuk kebaikan bersama yang dampaknya luas membentang,” tambah Osman Ali.
Bantuan ini tidak hanya meringankan beban ekonomi Bu Rosniaty, tetapi juga memberikan motivasi dan semangat baru dalam pengabdiannya. Dampaknya pun dirasakan langsung oleh anak-anak didiknya yang terus bersemangat meski belajar dalam keterbatasan.
Hari Guru Nasional: Menghargai Dedikasi di Tengah Keterbatasan
Momentum Hari Guru Nasional tahun ini menjadi pengingat akan pentingnya peran guru seperti Bu Rosniaty. Di tengah berbagai kendala, ia tetap menjadi lentera yang menerangi jalan pendidikan anak-anak di bantaran Sungai Deli. Kisahnya menginspirasi kita untuk lebih menghargai dan mendukung perjuangan para guru, terutama di wilayah yang penuh keterbatasan.
Peran aktif lembaga seperti BMH dalam menyalurkan dana ZIS juga menunjukkan betapa pentingnya kolaborasi antara masyarakat dan lembaga dalam memajukan pendidikan. Dengan dukungan tersebut, diharapkan semakin banyak sosok seperti Bu Rosniaty yang mendapatkan apresiasi dan bantuan, sehingga misi mencerdaskan generasi bangsa dapat terwujud secara merata.
Menghidupkan Semangat Gotong Royong untuk Pendidikan
Kisah Bu Rosniaty menggugah kesadaran kita bahwa masih banyak sudut negeri yang membutuhkan perhatian.
Bahwa zakat, infak, dan sedekah bukan sekadar kewajiban, tetapi juga sarana efektif untuk memberdayakan masyarakat dan membangun masa depan yang lebih baik. Melalui kontribusi nyata, kita dapat bersama-sama menciptakan perubahan positif.
Di pinggir Sungai Deli, di tengah tantangan banjir dan keterbatasan, semangat Bu Rosniaty tak pernah surut.
Ia terus menyalakan cahaya ilmu bagi anak-anak di sekitarnya. Semoga kisah ini menjadi inspirasi bagi kita semua untuk turut serta dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, sesuai dengan peran dan kemampuan masing-masing.
“Melalui tangan-tangan peduli dan hati yang tulus, mari jadikan zakat, infak, dan sedekah sebagai pijar. Pijar yang menerangi jalan menuju masyarakat yang lebih religius, berpendidikan, dan sejahtera,” tutup Osman Ali.*/Herim