Di tengah hiruk-pikuk kota Medan, setiap Jumat menjelma menjadi momen penuh berkah bagi ratusan santri tahfidz.
Bukan hanya karena mereka bisa menikmati hidangan lezat dari program Jumat Berkah yang rutin digelar Baitul Maal Hidayatullah (BMH), tetapi juga karena kesempatan berharga untuk mendoakan para dermawan yang telah berbagi kebaikan.
“Program Jumat Berkah ini sangat diminati donatur kami,” ungkap Osman Ali, Kepala Divisi Program dan Pemberdayaan BMH Sumut (23/8/24).
Sepanjang Agustus saja, 460 nasi bungkus telah disalurkan ke berbagai pesantren dan rumah tahfidz, membawa senyum lebar di wajah para santri.
Namun, ada yang lebih istimewa dari sekadar makanan lezat. Setiap donatur yang berpartisipasi dalam program ini, namanya dicatat dan didoakan satu per satu oleh para santri. Bahkan, ada donatur yang menitipkan doa khusus, menjadikan kebaikan semakin sambung menyambung.
“Ini adalah bentuk sinergi indah antara BMH, donatur, dan para santri,” tambah Osman.
“Kami membangun kebersamaan dan kepedulian, sambil menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada generasi muda,” lanjutnya.
Mahib Naidzar Manik, santri berusia 12 tahun dari Sidikalang, mewakili teman-temannya mengungkapkan rasa syukur yang mendalam.
“Terima kasih BMH dan para muhsinin yang telah berbagi rezeki. Semoga Allah membalas kebaikan kalian berlipat ganda,” ucapnya lirih, memimpin doa bersama santri lainnya di Pesantren Hidayatullah Polonia, Kota Medan.
Di balik setiap nasi bungkus yang disantap, tersimpan doa tulus dari hati para santri. Mereka mungkin tak mengenal para dermawan secara pribadi, tapi kebaikan yang diberikan telah menyentuh hati mereka.
Program Jumat Berkah BMH bukan sekadar berbagi makanan, tetapi juga membangun jembatan kasih sayang dan doa yang menghubungkan antara mereka yang memberi dan menerima.
Kisah ini mengingatkan kita bahwa zakat, infak, dan sedekah bukan hanya soal materi, tapi juga tentang kepedulian, kebersamaan, dan doa yang tulus.
“Kita berharap semoga setiap kebaikan yang kita tanam, berbuah berkah melimpah, baik di dunia maupun di akhirat,” tutup Osman Ali.*/Herim