Dalam semangat perjuangan hidup yang tak kenal lelah, Ibu Aapiah, seorang ibu tangguh dengan tiga anak, menemukan secercah harapan melalui sebuah mesin jahit. Namun, ketika mesin itu rusak, harapannya seakan pupus.
“Saya bingung waktu mesin jahit rusak, tidak mau hidup. Karena dari situlah saya bisa beli beras dan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari,” ungkapnya dengan nada sedih.
Namun, di saat-saat sulit itu, BMH Kaltara hadir memberikan uluran tangan. Bantuan perbaikan mesin jahit dan beras menjadi angin segar bagi Ibu Aapiah. “Alhamdulillah dapat bantuan dari BMH, terima kasih semoga Allah membalas kebaikannya,” ucapnya penuh haru.
M. Noer Komara, Kepala Divisi Program dan Pemberdayaan BMH Kaltara, menjelaskan bahwa bantuan ini adalah bagian dari program pemberdayaan BMH untuk membantu mustahik. “Mesin jahit adalah sumber penghasilan Ibu Aapiah. Dari hasil menjahit itu beliau dapat membantu ekonomi keluarga, walau tidak seberapa tapi sangat membantu,” jelasnya (19/9/24).
Bagi Ibu Aapiah, mesin jahit bukan sekadar alat, tetapi juga simbol perjuangan dan kemandirian. Dengan semangatnya yang tak pernah padam, ia berusaha membantu suami yang bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
“Dari semangat Ibu Aapiah, kita bisa belajar banyak tentang keuletan dan kegigihan dalam menghadapi tantangan hidup,” tambah Komara.
Bantuan dari BMH Kaltara ini bukan hanya sekadar memberikan solusi sementara, tetapi juga memberikan kesempatan bagi Ibu Aapiah untuk terus berkarya dan mandiri. Mesin jahit yang telah diperbaiki akan kembali berputar, menghasilkan jahitan-jahitan indah yang akan menjadi sumber penghasilan bagi keluarganya.
Kisah Ibu Aapiah adalah bukti nyata bahwa pemberdayaan melalui zakat, infak, dan sedekah dapat memberikan dampak yang luar biasa. BMH Kaltara telah berhasil membantu Ibu Aapiah untuk kembali berdiri tegak, menjadi penopang ekonomi keluarga, dan memberikan masa depan yang lebih baik bagi anak-anaknya.
“Semoga semangat Ibu Aapiah dapat menginspirasi banyak orang untuk terus berjuang dan tidak pernah menyerah dalam menghadapi cobaan hidup,” tutup Komara.*/Herim