Terletak di pedalaman Sulawesi Selatan, tepatnya di Pondok Pesantren Hidayatullah Kalaena-Luwu Timur, sebuah perubahan besar telah dan tengah terjadi. Instalasi air bersih yang diinisiasi oleh Lembaga Amil Zakat Nasional Baitul Maal Hidayatullah (Laznas BMH) kini telah selesai dikerjakan, memberikan manfaat nyata bagi para santri dan warga sekitar (7/8/24).
Pesantren yang beralamat di Desa Kalaena Kiri, Kecamatan Kalaena, Kabupaten Luwu Timur, ini masih dalam tahap merintis. Berjarak lebih dari 500 km dari ibu kota provinsi, perjalanan menuju pesantren ini memakan waktu semalam penuh. Kondisi pondok saat ini masih membutuhkan banyak fasilitas tambahan untuk memberikan pelayanan terbaik bagi santri. Adanya air bersih tentu menjadi kebutuhan utama yang mendesak.
Selama ini, para santri dan warga sekitar hanya bisa memanfaatkan air sumur bor yang berkualitas buruk—berbau lumpur, berwarna kekuningan, dan tampak berminyak di permukaannya. Dengan adanya alat pencernihan air dari program Laznas BMH, kualitas air yang sebelumnya memprihatinkan kini telah berubah menjadi bersih dan layak digunakan.
Ustadz Syahrial, Pimpinan Pondok Pesantren, merasakan manfaat yang luar biasa dari program ini.
“Kesyukuran bagi kami karena kondisi air yang selama ini belum bagus, sekarang sudah dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan seperti bersuci, mencuci, dan kebutuhan lainnya,” ujarnya penuh rasa syukur.
Program sumur bor dan instalasi air bersih dari Laznas BMH tidak hanya dilaksanakan di Luwu Timur, tetapi juga di berbagai wilayah pelosok Sulawesi Selatan. “Program ini telah berjalan di Maros, Takalar, Selayar, Bulukumba, Bone, Wajo, Parepare, Enrekang, Luwu Utara, dan Luwu Timur,” ungkap Basori Shobirin, Manager Prodaya Laznas BMH Sulsel.
“Kisah di Pondok Pesantren Hidayatullah Kalaena-Luwu Timur ini adalah bukti nyata kekuatan zakat, infak, dan sedekah yang dikelola dengan baik. Dengan dukungan dari para donatur, Laznas BMH mampu menghadirkan solusi konkret bagi masalah krusial yang dihadapi masyarakat. Instalasi air bersih ini tidak hanya memenuhi kebutuhan dasar, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup dan memberikan harapan baru bagi masa depan para santri,” terang Kepala BMH Perwakilan Sulawesi Selatan, Kadir.
Setiap tetes air bersih yang kini mengalir di pesantren tersebut adalah simbol dari kepedulian dan cinta kasih umat Islam yang diwujudkan melalui zakat, infak, dan sedekah.
“Ini adalah bukti bahwa dengan kolaborasi dan komitmen yang kuat, perubahan yang signifikan dapat tercapai, bahkan di tempat yang paling terpencil sekalipun,” tutup Kadir.*/Herim