Assalamu’alaikum Warahmatullahi wabarakatuh. Saya Abdillah, menikah untuk kedua kalinya setelah bercerai dari istri pertama dua tahun yang lalu. Begitu pula dengan mantan istri, saat ini juga sudah menikah kembali.
Dua anak saya, semua ikut mamanya. Sebulan yang lalu, saya sempat mendengar kisah kehidupan keluarga mantan istri yang tidak menemukan kebahagiaan dari suaminya, bahkan keluarga besarnya mendorong saya kembali rujuk dengan mantan istri.
Berita ini sempat saya sampaikan kepada istri saya, namun respon istri saya sangat keberatan. Bahkan hanya untuk bertemu anak saya sekalipun tidak diperkenankan. Saya merasa bingung dan merasa berdosa, takut dicap menelantarkan anak-anak. Apa yang seharusnya saya lakukan, agar rumah tangga saya sekarang tidak guncang dan hubungan saya dengan anak-anak saya tetap baik?
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi wabarakatuh
Abdilah | Cikarang
Wa’alaikumussalam Warahmatullahi wabarakatuh
Semoga Bapak Abdillah senantiasa dalam bimbingan Allah SWT. Saya ikut prihatin kondisi hubungan keluarga Anda.
Saat ini adalah episode baru bagi Anda dan dan mantan istri. Menata dan membina rumah tangga masing-masing dengan lebih baik sebagai koreksi dari bangunan rumah tangga yang sebelumnya tidak terwujud.
Sehingga apa yang Anda permasalahkan dalam cerita Anda ini saya anggap sebagai sikap—maaf—kecerobohan yang akan berakibat fatal. Berhati hatilah dengan ‘godaan’ mantan istri, saat Anda sudah meniti jalan baru, apalagi di antara Anda dan mantan istri telah sama-sama memiliki pasangan.
Yang perlu saya sampaikan adalah sebagai berikut:
Pertama, jangan bermain-main dengan perceraian, karena sejatinya perceraian adalah sebuah keberhasilan tertinggi iblis menggelincirkan/menggoda manusia.
Dari Jabir ra dari Nabi ﷺ bersabda, yang artinya; “Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di atas air (laut), kemudian ia mengutus bala tentaranya. Maka yang paling dekat dengannya adalah yang paling besar fitnahnya. Datanglah salah seorang dari bala tentaranya dan berkata, “Aku telah melakukan begini dan begitu.” Iblis berkata, “Engkau sama sekali tidak melakukan sesuatupun.” Kemudian datang yang lain lagi dan berkata, “Aku tidak meninggalkannya (untuk digoda) hingga aku berhasil memisahkan antara dia dan istrinya.” Maka Iblis pun mendekatinya dan berkata, “Sungguh hebat (setan) seperti engkau.” (HR: Muslim).
Kedua, abaikan dorongan keluarga besar mantan istri untuk rujuk. Itu hanyalah godaan yang akan menjerumuskan Anda pada perceraian yang lebih menyengsarakan.
Ketiga, syukurilah nikmat keluarga yang ada sekarang ini. Karena rasa syukur inilah yang akan menambah nikmat berkeluarga.
Allah akan tambahkan nikmat cinta, kebersamaan, ketenangan dan ketentraman berkaluarga. Karena nikmat yang disyukuri akan menambah nikmat itu. Allah swt berfirman: “… sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (QS: Ibrahim:7)
Keempat, sudah saatnya Anda batasi komunikasi dengan mantan istri untuk menjaga keluarga baru Anda dan menjaga keluarga baru mantan istri Anda.
Kecuaki kewajiban Anda mengirim nafkah anak-anak Anda dan perhatian pada mereka, bukan komunikasi berlebihan pada mantan yang akan menimbulkan fitnah. Wallahu a’lam.*