Menjadi penghafal Al-Qur’an bukan hanya tentang duduk mengaji di depan mushaf. Di Rumah Qur’an Jannatul Firdaus yang berlokasi Perumahan Cikasungka, Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang, para santri diajak mengasah keterampilan hidup. Terutama yang mendukung keseimbangan fisik dan mental. Salah satunya adalah latihan pencak silat Tapak Suci yang rutin digelar setiap Sabtu.
“Tapak Suci gerakan-gerakannya cukup mudah dipelajari oleh para santri,” ujar Wisnu Hidayat, pelatih silat di Rumah Qur’an.
Keterampilan bela diri ini menjadi bekal penting bagi para santri, termasuk para muslimah, untuk menjaga diri sekaligus membangun kepercayaan diri.
Enjelita Sari, 14 tahun, seorang hafidzah dengan hafalan 4 juz, mengaku senang mengikuti latihan ini.
“Penting bisa silat bagi muslimah untuk jaga diri,” katanya.
Senada dengan itu, Oktavia Nur Hanifah, yang telah menghafal 7 juz Al-Qur’an, menambahkan bahwa keterampilan bela diri adalah bagian dari karakter seorang muslimah yang kuat.
“Allah mencintai hamba-Nya yang kuat,” ujarnya dengan penuh semangat.
Latihan silat ini adalah bagian dari upaya Laznas BMH untuk mencetak generasi muda yang unggul, tidak hanya dalam hafalan Al-Qur’an, tetapi juga dalam membangun karakter tangguh dan tangkas.
“Kegiatan ini sejalan dengan visi BMH untuk membangun sumber daya manusia Indonesia yang cerdas dan kuat melalui zakat, infak, dan sedekah,” jelas Roni Hayani, Kepala Divisi Program dan Pemberdayaan BMH Banten (23/11).
Program ini bukan sekadar olahraga. Tapak Suci memberikan pondasi mental yang kokoh bagi para santri untuk menghadapi tantangan zaman.
Melalui dukungan dari zakat, infak, dan sedekah, BMH memastikan generasi muda muslim memiliki bekal untuk menjadi pemimpin masa depan yang berdaya saing tinggi.
Di balik hafalan Al-Qur’an mereka, ada semangat perjuangan. Bukan hanya menjadi pribadi yang cerdas dalam ilmu agama, tetapi juga tangguh dalam menghadapi kehidupan. Inilah langkah nyata zakat yang membangun Indonesia.*/Herim