Di sebuah desa kecil bernama Cikasungka, Kabupaten Tangerang, berdiri sebuah rumah Qur’an yang penuh semangat. Rumah Qur’an Jannatul Firdaus, begitulah namanya, menjadi oase bagi para pencinta Al-Qur’an di sekitar.
Namun, di balik semangat yang membara, tersimpan sebuah harapan besar untuk bisa menampung lebih banyak lagi santri.
Di balik berdirinya rumah Qur’an ini, terdapat kisah inspiratif seorang dai bernama Muhammad Naim.
Pria kelahiran Cilacap ini telah mengabdikan hidupnya untuk dakwah sejak tahun 1990. Setelah bertahun-tahun berdakwah di Kalimantan Timur, ia ditugaskan ke Banten.
Dengan dukungan Laznas BMH, ia mendirikan Rumah Qur’an Jannatul Firdaus pada tahun 2020.
“Keberadaan rumah Qur’an ini sangat diharapkan masyarakat,” ujar Muhammad Naim.
Namun, ia juga mengakui bahwa kapasitas rumah Qur’an saat ini masih terbatas.
“Kami hanya bisa menampung maksimal 30 santri,” tambahnya.
Padahal, minat masyarakat untuk menitipkan anak-anaknya belajar Al-Qur’an di rumah Qur’an ini sangat tinggi.
Banyak anak yang ingin menjadi penghafal Al-Qur’an, namun harus ditolak karena keterbatasan tempat.
“Sebenarnya sudah ada lahan di sebelah untuk dibangun asrama baru,” kata Muhammad Naim. “Tapi kami masih terkendala dana.”
Harapan Besar untuk Masa Depan
Muhammad Naim berharap ke depannya Rumah Qur’an Jannatul Firdaus bisa berkembang lebih besar lagi.
Dengan adanya asrama baru, lebih banyak anak-anak yang bisa mendapatkan kesempatan untuk belajar Al-Qur’an dan menghafalnya.
“Kami ingin rumah Qur’an ini menjadi pusat pendidikan agama yang berkualitas,” ujar Muhammad Naim.
“Kami ingin mencetak generasi muda yang Qur’ani dan berakhlak mulia.”
Kisah Muhammad Naim dan Rumah Qur’an Jannatul Firdaus menginspirasi kita semua.
Semangatnya untuk menyebarkan agama Islam dan mencetak generasi Qur’ani patut diapresiasi.
“Mari bersama BMH kita dukung kiprah dai tangguh ini. Semoga harapannya untuk memperluas rumah Qur’an segera terwujud,” tutup Kadiv Program dan Pemberdayaan BMH Banten, Roni Hayani.*/Heriim