Di tengah riuhnya hiruk pikuk kota, ada sebuah desa kecil bernama Sitinjo di Kabupaten Dairi yang menyimpan kisah haru. Di pedalaman yang jauh dari keramaian, masyarakat desa bermimpi memiliki sebuah masjid yang megah sebagai pusat ibadah dan kegiatan keagamaan. Mimpi itu kini semakin dekat untuk menjadi kenyataan berkat uluran tangan para donatur Laznas BMH Sumut.
“Alhamdulillah, berkat kepercayaan umat, BMH bisa hadir di sini,” ujar Osman Ali, Kadiv Prodaya BMH Sumut dengan penuh syukur.
BMH Sumut baru saja menyalurkan bantuan untuk pembangunan masjid di Desa Sitinjo. Masjid yang berdiri di atas lahan wakaf seluas 2.600 m² ini nantinya akan menjadi cikal bakal pesantren pertama di daerah tersebut.
“Ini bukan sekadar bangunan, tapi sebuah harapan baru bagi masyarakat, dan terciptanya masyarakat yang kian progresif dalam kehidupan,” lanjut Osman.
Bantuan yang diberikan berasal dari para donatur yang peduli dan juga dari program qurban plus sedekah bangun masjid pedalaman 1445 H.
Ustadz Milza Mardan Taga, dai yang turut terlibat dalam pembangunan masjid, mengungkapkan rasa terima kasihnya yang mendalam.
“Kami sangat bersyukur atas bantuan BMH. Masjid ini sudah mencapai 76% progres pembangunan. Semoga dengan bantuan ini, masjid segera selesai dan bisa digunakan untuk beribadah,” ujarnya dengan semangat.
Ustadz Milza merupakan sosok dai tangguh yang masih muda. Selain aktif mengajar ngaji anak-anak dan masyarakat setempat. Pria murah senyum itu juga memiliki skill mengolah kopi dengan sangat baik.
Dan, sekalipun mendapat tugas dakwah di titik minoritas, ia tak kehilangan rasa percaya diri. Baginya Islam itu akhlak. “Kita akan diterima jika bisa menampilkan akhlak, yang baik” ucapnya bersemangat.*/Herim