Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan Al-Qur’an di Kabupaten Bulungan, Laznas Baitul Maal Hidayatullah (BMH) Kaltara bekerja sama dengan Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Bulungan menyelenggarakan pelatihan standarisasi guru ngaji dengan metode tilawati. Pelatihan yang berlangsung selama dua hari ini diikuti oleh 69 guru ngaji dari berbagai penjuru Kabupaten Bulungan (4/8/24).
Dengan antusiasme yang tinggi, para guru ngaji mengikuti rangkaian kegiatan pelatihan yang meliputi teknik mengajar Al-Qur’an dengan metode tilawati, pembacaan yang benar, dan cara menghafal Al-Qur’an. Metode Tilawati yang dikenal efektif dalam pembelajaran Al-Qur’an ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam dan menyenangkan bagi para peserta didik.
Ustadzah Arianti, S.Pd., selaku instruktur Tilawati Cabang Bulungan menyampaikan apresiasi atas dukungan BMH.
“Kami sangat berterima kasih kepada BMH yang telah memfasilitasi pelatihan ini. Dengan adanya pelatihan ini, para guru ngaji dapat meningkatkan kualitas pengajarannya,” ujarnya.
Senada dengan Ustadzah Arianti, Ustadzah Suwatini, salah satu peserta pelatihan, mengungkapkan kegembiraannya. “Saya sangat senang bisa mengikuti pelatihan ini. Metode tilawati ini sangat menarik dan saya yakin anak-anak didik saya akan lebih mudah memahami Al-Qur’an,” ungkapnya.
Melalui pelatihan ini, BMH menunjukkan komitmennya dalam mendukung pengembangan pendidikan Al-Qur’an di Indonesia, khususnya di wilayah Kalimantan Utara. Harapannya, para guru ngaji yang telah mengikuti pelatihan ini dapat menjadi agen perubahan dalam meningkatkan kualitas pendidikan Al-Qur’an di daerahnya masing-masing.
“Kami berharap pelatihan ini dapat memberikan dampak positif bagi generasi muda di Bulungan. Dengan guru ngaji yang kompeten, diharapkan semakin banyak generasi muda yang cinta Al-Qur’an dan mengamalkan ajarannya,” ujar Kadiv Program dan Pemberdayaan BMH Kaltara, M. Nor Komara.
Keberhasilan pelatihan ini mendorong BMH dan Kemenag Bulungan untuk terus berkomitmen dalam meningkatkan kualitas pendidikan Al-Qur’an. Ke depannya, pelatihan serupa tidak hanya akan menyasar guru ngaji, tetapi juga imam mushola dan langgar di desa-desa dan pedalaman.*/Herim