Sebuah pesawat lepas landas dari Jakarta, membawa misi kemanusiaan yang tak biasa. Di dalamnya, terdapat delegasi dari Baitul Maal Hidayatullah (BMH) dan POROZ, siap mengantarkan bantuan langsung ke Palestina.
Bukan sekadar bantuan, ini adalah simbol solidaritas yang mengakar kuat dalam sejarah bangsa Indonesia.
“Selama kemerdekaan Palestina belum diserahkan, maka selama itu Indonesia akan berdiri bersama Palestina,” kutipan Bung Karno yang diingat kembali oleh Imam Nawawi, Kepala Humas BMH Pusat, kala memberikan pemaparan mengapa kita membela Palestina dalam rangkaian pelepasan yang berlangsung di Pesantren Hidayatullah Depok (18/9/24).
Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, pun menegaskan, “Jangan pernah meninggalkan Palestina berjuang sendiri,” sambungnya menegaskan.
BMH, dengan dukungan penuh dari para donatur, menjawab panggilan kemanusiaan ini.
“Ini adalah komitmen kami untuk mendukung hak-hak hidup bangsa Palestina,” ucap Supendi, Direktur Utama BMH, sebelum berangkat.
Dengan syal Palestina melingkar di leher, mereka siap menghadapi perjalanan panjang dan penuh tantangan. Namun, semangat mereka tak pernah padam. Mereka membawa harapan dan doa dari jutaan rakyat Indonesia yang peduli.
Di tengah konflik yang tak kunjung usai, misi kemanusiaan ini menjadi secercah harapan bagi rakyat Palestina.
BMH dan POROZ membuktikan bahwa solidaritas bukanlah sekadar kata-kata, tapi tindakan nyata yang membawa perubahan.
Mereka adalah pahlawan kemanusiaan, yang dengan berani melangkah ke medan konflik, membawa pesan perdamaian dan kepedulian dari Indonesia.
“Semoga misi ini menjadi inspirasi bagi kita semua untuk terus berjuang demi kemanusiaan, tanpa memandang batas negara dan agama, hingga Palestina dapat hidup secara merdeka,” tutup Ketua Pengurus BMH Pusat, Firman ZA.*/Herim