Dini hari yang seharusnya tenang di Ternate, Maluku Utara, berubah menjadi mimpi buruk ketika banjir bandang menerjang tanpa ampun. Air bah setinggi 3 meter menyapu bersih puluhan rumah, meninggalkan jejak kehancuran dan keputusasaan.
“Kami mendengar suara gemuruh yang mengerikan, lalu tiba-tiba lumpur dan batu memenuhi halaman belakang,” ujar seorang warga yang berhasil menyelamatkan diri bersama keluarganya.
“Kami berlari sekuat tenaga, meninggalkan semua yang kami miliki,” ungkapnya.
Pagi ini, suasana di Ternate dipenuhi tangis dan harapan. BMH bersama Tim SAR Hidayatullah dan elemen lainnya bekerja tanpa lelah, menggali lumpur dan puing-puing, mencari korban yang masih hilang.
Nur Hadi, Kepala BMH Perwakilan Maluku Utara, berada di garis depan, memimpin upaya bantuan kemanusiaan.
“Kami di sini sejak pagi, membantu warga sebisa mungkin. Ini adalah situasi yang sangat sulit, tetapi kami tidak akan menyerah,” ujarnya dengan tekad di matanya.
Hingga saat ini, 11 nyawa telah terenggut oleh bencana ini, 3 lainnya luka-luka, dan masih ada 6 orang yang belum ditemukan. Kerugian material tak terhitung jumlahnya.
Namun, di tengah duka yang mendalam, semangat gotong royong dan kepedulian sesama juga berkobar. Pemerintah daerah dan berbagai organisasi bahu-membahu memberikan bantuan kepada para korban.
“Kami akan terus berjuang, mencari mereka yang masih hilang, dan membantu warga membangun kembali kehidupan mereka. Para dermawan dapat menguatkan kiprah kami di lapangan dengan menyalurkan donasinya melalui BMH. Mari bersama ulurkan tangan untuk saudara kita yang membutuhkan,” kata Nur Hadi.*/Herim